ECONOMICS

Terkuak, Ternyata Ini Kuncian Sri Mulyani Jaga Ekonomi RI dari Guncangan 

Fiki Ariyanti 24/11/2022 15:25 WIB

Ternyata ini kuncian Sri Mulyani untuk membuat ekonomi Indonesia tetap stabil di tengah guncangan.

Terkuak, Ternyata Ini Kuncian Sri Mulyani Jaga Ekonomi RI dari Guncangan. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pos pengeluaran penyaluran subsidi dan kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM), serta listrik paling menguras anggaran belanja negara yang mencapai Rp2.351,1 triliun. 

Penyaluran subsidi dan kompensasi BBM dan listrik mencapai Rp917,7 triliun hingga Oktober 2022. Pos pengeluaran tersebut masuk dalam belanja non Kementerian/Lembaga (K/L). 

Sementara belanja K/L tercatat sebesar Rp754,1 triliun. belanja transfer ke daerah sebesar Rp679,23 triliun, dan pembiayaan investasi Rp77,92 triliun. 

"Belanja non K/L lebih besar dari belanja K/L. Dominasi sangat besar adalah subsidi dan kompensasi BBM dan listrik. Ini jadi dominasi dari APBN sebagai shock absorber (peredam guncangan)," ungkap Sri Mulyani saat Konferensi Pers APBN Kita di Jakarta, Kamis (24/11/2022). 

Lebih jauh dijelaskannya, pembayaran kompensasi BBM dan listrik pada tahun lalu hanya sebesar Rp48 triliun. Namun di 2022, pagunya melonjak luar biasa besar menjadi Rp293,5 triliun. 

Pemerintah, sambung Sri Mulyani, sudah membayarkan kompensasi BBM dan listrik ini sebesar Rp268,3 triliun sampai dengan Oktober 2022.

"Ini yang menggambarkan kalau masyarakat merasakan ekonomi relatif stabil, itu karena kita menaikkan belanja kompensasi untuk menahan shock harga-harga komoditas yang luar biasa besar di seluruh dunia," paparnya. 

"Total kompensasi Rp293,5 triliun dan yang sudah dibayarkan Rp268,3 triliun, ini yang menyebabkan kondisi keuangan PLN dan Pertamina relatif cukup baik pada saat mereka diminta menjadi shock absorber, karena APBN yang menjaga mereka," terangnya. 

"(Harga energi) relatif terjaga, tidak naik sangat besar seperti di negara lain," paparnya. 

Pun dengan penyaluran subsidi juga mengalami kenaikan tinggi. Sri Mulyani mengungkapkan, alokasi subsidi tahun 2021 sebesar Rp144 triliun menjadi Rp283 triliun pada 2022. Dan sudah dibayarkan ke PLN dan Pertamina mencapai Rp184,5 triliun hingga Oktober 2022. 

Realisasi penyaluran subsidi rinciannya:

Subsidi BBM (Solar dan Minyak Tanah) dari 11,7 juta kiloliter (kl) di 2021 menjadi 13,3 kl pada 2022. Selain itu, subsidi LPG 3 Kg dari 5,5 metrik ton menjadi 5,8 metrik ton.

Subsidi listrik dari 38 juta pelanggan menjadi 38,7 juta pelanggan. Subsidi perumahan dari 104,2 ribu unit rumah menjadi 152,2 unit rumah. Serta subsidi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Rp237,2 triliun menjadi Rp301,3 triliun. 

"Ini semuanya APBN menjadi shock absorber. APBN pengungkit pendorong ekonomi," pungkas Sri Mulyani. 

(FAY)

SHARE