Termasuk Indonesia, Enam Negara Jadi Finalis dalam Kompetisi Solusi Pertambangan Nikel
ada sedikitnya 70 tim dari 16 negara yang telah berkompetisi secara ketat selama setahun terakhir.
IDXChannel - Sebanyak enam negara tim perwakilan negara lolos sebagai finalis dalam ajang kompetisi dalam merumuskan solusi terkait isu global mengenai pertambangan nikel.
Ajang yang dihelat oleh Harry Susilo Institute for Ethics in the Global Economy ini di Jakarta, pekan lalu, dan didukung oleh Sekar Group, terutama sektor pertambangan PT Ifishdeco Tbk (IFSH).
Menurut Senior Lecturer dari Boston University, Gregory L Stoller, yang bertindak sebagai salah satu juri, ada sedikitnya 70 tim dari 16 negara yang telah berkompetisi secara ketat selama setahun terakhir.
Negara-negara tersebut meliputi Albania, China, Georgia, Jerman, Ghana, Hong Kong, Hungaria, Indonesia, Irlandia, Jepang, Kenya, Lebanon, Meksiko, Portugal, dan Spanyol. Setelah serangkaian babak penyisihan, terpilihlah enam finalis yang berangkat ke Indonesia.
"Para finalis berasal dari Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Meksiko, Lebanon, dan Indonesia. Mereka melakukan perjalanan ke Jakarta untuk menyajikan proposal mereka kepada panel juri," ujar Stoller, dalam keterangan resminya.
Menurut Stoller, mompetisi ini sangat menantang peserta dalam mengeksplorasi dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola pertambangan nikel, serta upaya mitigasi dan daur ulang baterai nikel.
Sementara, Komisaris IFSH, Ryan Fong Jaya, yang juga menjadi juri panelis, mengatakan bahwa tujuan utama kompetisi ini adalah untuk mendengar ide-ide dari mahasiswa yang dapat diimplementasikan di perusahaan.
Ryan menyatakan bahwa Ifishdeco akan berinvestasi dan menerapkan praktik terbaik ESG jika ide-ide tersebut dapat diimplementasikan. Hal ini diharapkan dapat menjadikan Ifishdeco sebagai contoh bagi perusahaan tambang nasional lainnya dalam menerapkan praktik ESG.
Acara ini juga melibatkan tim dari Institut Teknologi Bogor (ITB) dan diharapkan dapat menarik lebih banyak minat mahasiswa pada sektor pertambangan.
"Sektor pertambangan merupakan salah satu kontributor besar bagi pendapatan negara dan penting untuk jangka panjang pemerintah, terutama dalam hal hilirisasi yang dipromosikan oleh pemerintah Indonesia," ujar Ryan.
Ryan menjelaskan bahwa tujuan Ifishdeco terlibat dalam acara ini adalah untuk mempromosikan kesadaran tentang isu-isu di sektor pertambangan, terutama nikel.
Sebagai perusahaan yang telah IPO pada 2019, Ifishdeco kini lebih fokus pada praktik penambangan yang baik, memberikan manfaat kepada masyarakat, dan menjaga lingkungan. Mereka ingin menciptakan industri yang berkelanjutan, seimbang antara profitabilitas dan tanggung jawab sosial serta lingkungan.
Melalui kompetisi ini, Ifishdeco berharap dapat belajar dari ide-ide mahasiswa yang telah dipelajari di luar negeri dan mencari solusi yang dapat diimplementasikan di Indonesia. Setiap daerah memiliki kebutuhan dan lingkungan yang berbeda, sehingga solusi yang tepat harus disesuaikan dengan kondisi lokal.
Dari enam finalis, dua tim dengan ide terbaik dipilih sebagai pemenang. Pemenang pertama diraih oleh tim dari American University of Beirut, Lebanon, sedangkan pemenang kedua dimenangkan oleh tim dari Baden-Wuerttemberg Cooperative State University (DHBW Loerrach), Jerman.
Ifishdeco berencana untuk menerapkan ide-ide terbaik ini sebagai proyek percontohan di perusahaan. Dengan kemitraan dengan universitas, Ifishdeco berharap dapat melakukan lebih banyak penelitian dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengemukakan ide-ide mereka, serta mempromosikan kepedulian terhadap ESG.
"Acara ini tidak hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang belajar, berinovasi, dan mempersiapkan masa depan industri pertambangan yang lebih baik dan berkelanjutan di Indonesia," tegas Ryan. (TSA)