Ternyata Ini Penyebab Jumlah Insinyur di RI Masih Rendah
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengatakan jumlah insinyur di Indonesia masih tergolong rendah.
IDXChannel - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengatakan jumlah insinyur di Indonesia masih tergolong rendah. Hal tersebut lantaran ekosistem keinsinyuran masih belum terbentuk di Indonesia.
Selain itu, saat ini antara suply dan demand insinyur di Indonesia masih belum seimbang. Sehingga minat masyarakat untuk menekuni sekolah insinyur menjadi kurang menarik.
"Secara keilmuan mereka menguasai, tinggal ekosistemnya supaya mereka bisa menangani dan terlibat dalam ekosistem, jadi ekosistem termasuk regulasi, agar mereka bisa dilibatkan dalam proyek," ujar Sekretaris PII Bambamg Goeritno dalam media gathering TRIPATRA, Kamis (3/8/2023).
Bambang menjelaskan dengan masifnya proyek pemerintah dari adanya Proyek Strategis Nasional (PSN) hingga pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), sebetulnya tidak sepadan dengan jumlah insinyur di Indonesia. Makanya untuk beberapa proyek, seperti di IKN masih membutuhkan tenaga dari luar negeri.
"Kalau bicara tentang banyaknya proyek pemerintah, ya tentu kurang, kalau kita ingin tidak terjebak dalqm midle income trap, itu harus digenjot, kalau punya anak ponakan, sekolah insinyur," sambung dia.
Di samping itu, disrupsi teknologi juga cukup berpengaruh terhadap minat masyarakat saat ini mengambil pendidikan keinsinyuran. Sehingga regenerasi insinyur di Indonesia masih tergolong lambat.
"Paling susah untuk tantangan kita adalah mendorong anak muda sekolah insinyur, mereka memilih jurusan atau bercita-cita malah menjadi YouTuber, yang lebih jelas," kata Bambang.
"Pola pikir kita harus diasah untuk menggeluti, mencintai, menyenangi pekerjaan keinsinyuran. Jumlah Insinyur memang terbatas, dan jumlah proyek kita juga meningkat, penting itu ini dulu, kalau insinyur kurang ya harus digenjot," pungkasnya. (NIA)