ECONOMICS

Tes PCR Jadi Syarat Perjalanan, PHRI Khawatir Pariwisata Terganggu

Azhfar Muhammad 27/10/2021 14:49 WIB

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengaku khawatir persyaratan tes PCR sebagai syarat perjalanan akan mengganggu sektor pariwisata.

Tes PCR Jadi Syarat Perjalanan, PHRI Khawatir Pariwisata Terganggu. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengaku khawatir persyaratan tes PCR sebagai syarat perjalanan akan mengganggu sektor pariwisata. Terutama menjelang hari libur natal dan tahun baru.

Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, mengatakan persyaratan itu bisa memukul tingkat okupansi hotel, tempat wisata dan tempat usaha pusat perekonomian.

"Tak hanya pada sektor pasiwisata yang terdampak tentunya, secara umum itu akan menghambat kepada pergerakan masyarakat tapi kepada aktivitas lain pun  pasti berdampak," kata Hariyadi saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Rabu (27/10/2021).

Hariyadi menyebut aktivitas ekonomi perjalanan dan wisatawan pun alam semakin berkurang di masa liburan nataru pada tahun depan.

"Yang biasnya mereka pergi-pergi misal pulang kampung atau ke tempat wisata akan berfikir dua kali ada budget PCR yang mahal, nambahin anggaran belum lagi kalau di semua kendaraan tak hanya pesawat," paparnya.

Adapun Hariyadi menyebut permasalahan terjadi di harga PCR dan akan kembali bergairah jika harga PCR turun atau bahkan digratiskan.

"Ini pemerintah harus melihat secara keseluruhan jangan hanya jadi syarat tapi ya itu harus satu kesatuan sebagai alat kontrol atau fungsi maka pariwisata akan bangkit lagi, orang yang mau perjalanan dinas, orang yang mau berpergian atau melakukan kegiatan bisnis usaha lainnya," tambahnya.

Dengan demikian, kegiatan ekonomi selain pariwisata seperti pelaku perhotelan dan restoran bisa bangkit dan normal kembali.

"Kedepan kami berharap kontrolnya bisa lebih baik, semua sektor ekonominya kembali pulih dan pemerintah bisa memeprhatikan lagi, mensubsidi yang arahnya nanti ke pemulihan ekonomi untuk kepentingan orang banyak juga, nah kemarin kan sudah bilang akan diturunkan kita lihat implementasinya bagaimana, efektif atau tidak?" ungkapnya.  (TYO)

SHARE