Teten Sebut Produk UMKM Perlu Evolusi dan Berteknologi Modern
Program Pendampingan Mikro Mandiri ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah
IDXChannel - Kementerian Koperasi dan UKM (MenKopUKM) menekankan produk UMKM perlu melakukan evolusi tidak hanya berbasis teknologi rintisan melainkan harus berbasis teknologi modern.
“Kita ingin produknya unggul, hingga inovasi bisnisnya sudah dengan model bisnis yang bagus," ucap MenkopUKM Teten Masduki, pada acara Kick Off Program Pendampingan Mikro Mandiri Tahun 2023, di Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Selain itu, Menteri Teten juga menginginkan UMKM harus menjadi bagian dari rantai pasok industrialisasi, karena di seluruh negara maju sudah seperti itu. "Ini yang akan kita kembangkan bekerja sama dengan banyak universitas dan inkubator-inkubator bisnis dari swasta," kata MenKopUKM.
Program Pendampingan Mikro Mandiri ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah serta menjadi inovasi model terhadap program pengembangan kapasitas SDM UMKM yang selama ini telah dilakukan.
"Kedua, program ini sebagai alat untuk mendorong percepatan UMKM naik kelas dan ekosistem kewirausahaan yang kondusif. Dan kerja sama seperti ini dapat direplikasi dengan stakeholder yang terkait ke depannya," ujar Teten.
MenKopUKM menambahkan, saat ini sudah banyak wirausaha dari kalangan anak-anak muda yang masuk berbasis inovasi teknologi. Contohnya, industri sepatu, parfum, dan sebagainya. "Contohnya bahan baku untuk parfum kelas dunia di Prancis itu ada di Indonesia. Dan itu jelas memiliki value yang sangat tinggi," ucap Menteri Teten.
Begitu juga dengan industri jamu. menurut MenKopUKM, UMKM jamu bisa didorong untuk menjadi industri obat berbasis herbal. Atau, UMKM bisa menjadi rantai pasok dari industri farmasi.
"Membangun UMKM itu harus menjadi bagian dari industrialisasi. Kalau tidak, UMKM akan tertinggal. Intinya, UMKM harus berevolusi untuk menghasilkan produk-produk berbasis teknologi," kata Menteri Teten.
Dia menjelaskan saat ini, UMKM yang sudah masuk rantai pasok industri baru mencapai 4,1 persen. Dan untuk itu, MenKopUKM menekankan pentingnya membangun ekosistem bisnis, selain pembiayaan perbankan, hingga kemudahan berusaha.
"Sebenarnya, dari sisi regulasi, sudah selesai. Misalnya terkait kemitraan dengan usaha besar, sudah ada kebijakan insentif pajak. Begitu juga dengan aturan pengupahan hingga adanya pembiayaan KUR Klaster," kata MenKopUKM.
Teten meyakini, dengan masuknya UMKM ke rantai pasok industri, akan membuat bisnis menjadi lebih efisien. Di Jepang, misalnya. "Di negara itu, UMKM sudah menjadi pemasok komponen bagi sektor industri otomotif. Sementara yang memiliki brand, tinggal menjahit saja," pungkasnya.
(SAN)