Tiga Kontraktor Raksasa Asing Siap Ambil Bagian Bangun IKN
Tiga perusahaan konstruksi raksasa asal Kazakhstan siap menggarap proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN).
IDXChannel - Duta Besar Republik Indonesia untuk Kazakhstan Mochamad Fadjroel Rachman mengungkapkan sebanyak tiga perusahaan konstruksi raksasa asal Kazakhstan siap menggarap proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Fadjroel Rachman merinci ketiga perusahaan konstruksi tersebut yaitu BI Group, Asia Construction, dan K7. Saat ini ketiga perusahaan masih dalam tahapan persiapan dari aspek perizinan, baik dari negara asalnya di Kazakhstan, maupun proses perizinan di Indonesia.
"BI Group adalah perusahaan konstruksi terbesar di Kazakhstan termasuk adalah yg membangun ibu kota Astana. Kemudian dia (perusahaan) nomor 3 terbesar di Eurasia dan Nomor 1 di Asia Tengah," ujar Fadjroel Rachman dalam konferensi pers bersama OIKN di Jakarta, Senin (27/5/2024).
BI Group merupakan perusahaan konstruksi multinasional swasta asal Kazakhstan yang telah banyak dipercaya membangun proyek-proyek besar di Asia Tengah. BI Group juga perusahaan utama yang membangun Ibu Kota Astana, ibu kota baru milik Kazakhstan yang dibangun pada 1997 dan menjadi ibu kota modern di Kazakhstan.
Lebih lanjut, kehadiran para kontraktor asing ini akan membantu pembangunan proyek-proyek investasi asing lain yang akan masuk ke IKN. Terutama pada proyek-proyek pengembangan kota setelah rampungnya Kawasan Inti Pusat Pemerintahan.
"Mereka akan membantu investor dari luar negeri, dan kami tawarkan konstruksi pertama di wilayah yang khusus untuk private sector," sambungnya.
Pada kesempatan yang berbeda, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono sudah sempat juga mendampingi kunjungan delegasi BI Group ke IKN. Menurutnya, rencananya masuknya kontraktor raksasa dari Kazakhstan ini menunjukan besarnya minat investor terlebih dari perusahaan swasta luar negeri.
"Kunjungan delegasi investor dari Kazakhstan ini adalah yang kedua kalinya dihadirkan oleh Dubes M. Fadjroel Rachman ke IKN. Semoga ini adalah indikasi makin besarnya minat investor ke IKN setelah berlangsungnya Pemilu yang damai dan membawa kestabilan, sebagai prasyarat investasi," tutup Agung.
(NIA)