Tiga Sektor Ini Tumbuh di Kuartal II, tapi Ada yang Melambat
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen pada kuartal II-2024 (yoy). Sejumlah industri di Tanah Air tercatat tumbuh pada periode tersebut.
IDXChannel - Ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen pada kuartal II-2024 (yoy). Sejumlah industri di Tanah Air tercatat tumbuh pada periode tersebut.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri pengolahan konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap perekonomian nasional, yang tercermin pada capaian kuartal II-2024 sebesar 18,52 persen.
Angka tersebut lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 18,26 persen. Atas kontribusinya, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada kuartal II, yaitu 0,79 persen.
“Untuk kuartal II-2024, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas mencapai 4,63 persen (yoy), sedikit turun dari pertumbuhan pada kuartal I-2024 yang sebesar 4,64 persen,” kata Agus dalam keterangan resminya, Senin (12/8).
Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas, sambungnya, didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri. Contohnya industri makanan dan minuman yang tumbuh 5,53 persen karena didukung peningkatan permintaan domestik untuk produk makanan dan minuman seiring adanya momen Idul Fitri dan Idul Adha, serta panen raya padi yang mendorong dari sisi penyediaan.
Berikutnya, kata Agus, industri logam dasar tumbuh 18,07 persen karena didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri, seperti produk besi dan baja serta konsumsi baja nasional.
Selain itu, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional yang tumbuh 8,01 persen sejalan dengan peningkatan permintaan domestik dan luar negeri.
“Di tengah kinerja gemilang dari sektor-sektor tersebut, industri tekstil dan pakaian jadi justru mengalami kontraksi sebesar 0,03 persen (yoy). Ini diakibatkan oleh penurunan produksi tekstil seiring lonjakan produk tekstil impor yang membanjiri pasar domestik,” ujarnya.
Selanjutnya, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga ikut tumbuh melambat, yaitu sebesar 1,93 persen (yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi alas kaki seiring penutupan beberapa pabrik dampak penurunan permintaan domestik dan luar negeri. Penurunan terjadi di Provinsi Banten, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta.
Agus menambahkan, selama ini sektor industri manufaktur menjadi tulang punggung atau sumber pertumbuhan bagi perekonomian nasional.
"Performa industri juga bergantung pada upaya pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif," tuturnya.
(Fiki Ariyanti)