ECONOMICS

Tingkatkan Akses Pembiayaan UMKM, Menteri Teten Dorong Penerapan Innovative Credit Scoring

Muhammad Farhan 05/09/2024 03:06 WIB

Menteri Koperasi dan UMKM (MenkopUKM), Teten Masduki, mendorong kemudahan pendanaan bagi UMKM dengan skema innovative credit scoring.

Tingkatkan Akses Pembiayaan UMKM, Menteri Teten Dorong Penerapan Innovative Credit Scoring. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Menteri Koperasi dan UMKM (MenkopUKM), Teten Masduki, mendorong kemudahan pendanaan bagi UMKM dengan skema innovative credit scoring.

Hal tersebut guna memberikan akses bagi UMKM yang unbankable agar mudah mendapatkan pembiayaan. Keberadaan innovative credit scoring sendiri bisa membantu orang-orang yang belum memiliki latar belakang pinjaman kredit.

"Kita sedang mendorong bank-bank penyalur KUR itu menggunakan innovative credit scoring. Kita sudah bicara dengan Menteri Keuangan dan setuju. Prinsipnya, OJK juga sedang mengembangkan infrastruktur untuk diterapkannya kredit skor," kata Teten saat ditemui di Kompleks DPR Senayan, Rabu (4/9/2024).

Teten mengatakan, skema innovative credit scoring mengedepankan data telco, yakni data pelaku UMKM berdasarkan pembayaran tagihan listrik, telepon, atau pulsa. Hal ini dinilai Teten lebih efektif dibandingkan skema bank-bank kovensional yang menggunakan data historis kredit.

"Sebab begini, kalau bank masih hanya menggunakan data histori kredit, sulit bagi UMKM yang unbankable, yang belum pernah minjem duit ke bank, akan mendapatkan KUR. Nah sehingga kita dalam innovative credit scoring itu, kita minta agar ada data menggunakan data alternatif, yaitu data pembayaran listrik dan data telco," kata Teten.

Lebih lanjut, Teten mengatakan melalui skemainnovative credit scoring tersebut, total 30,76 juta UMKM yang belum mengakses pembiayaan ke bank, bisa mendapatkan pendanaan via KUR. 

Selain sudah dipraktekkan di 145 negara, innovative credit scoring itu dipandang bisa meminimalisir UMKM untuk mengakses pendanaan via pinjaman online atau fintech yang notabene memiliki bunga besar.

"Sehingga mereka (UMKM) itu mengakses pembiayaannya ke pinjol, rentenir, fintech yang bunganya sangat tinggi. Sementara korporasi malah bisa mengakses bank dengan bunga yang sangat rendah. Kan nggak adil ya," kata Teten. 

(NIA DEVIYANA)

SHARE