Tinjau Investasi Pabrik Gula dan Bioetanol di Merauke, Menteri Bahlil Minta Tiga Hal
Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mewajibkan tiga aturan utama.
IDXChannel - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mewajibkan tiga aturan utama bagi pihak yang terlibat dalam investasi pabrik gula dan bioetanol di Merauke, Papua Selatan.
Ketiga hal wajib tersebut disampaikan Bahlil dalam lawatannya ke lahan dua juta hektar di Merauke tersebut.
"Ada tiga saya wajibkan: Pertama, hak-hak rakyat tidak boleh diabaikan. Kedua, plasma inti. Ketiga, pengusaha lokal dilibatkan. Kateringnya, tenaga kerjanya jangan dari luar semua sana," ujar Menteri Bahlil kepada wartawan, Sabtu (18/5/2024).
Kunjungan Bahlil yang dilaksanakan pada Jumat kemarin (17/5/2024) itu dimaksudkan agar mengimbau para pengusaha untuk mengutamakan penyerapan tenaga kerja lokal. Saking pentingnya, Bahlil tak segan mengancam akan menindak perusahaan yang tidak menyerap tenaga kerja lokal tersebut.
"Terkait penyerapan tenaga kerja lokal, wajib. Kalau tidak saya eksekusi perusahaan-perusahaan di Merauke ini," tegas Bahlil.
"Tapi kamu (pengusaha lokal) juga harus siap. Jangan kamu paksa (investor) pakai pengusaha daerah, tapi kamu kerja tidak benar. Itu sama dengan kamu kasih bangkrut perusahaan," tutur Bahlil.
Dalam agenda lawatannya tersebut Bahlil juga tengah mengeluarkan produk bibit baru tanaman penghasil gula dan bioetanol, tebu, yang ditaksir anti gagal. Bahlil yang meninjau langsung lahan seluas dua juta hektar di Merauke itu, tengah mengupayakan swasembada gula dan bioetanol di bumi Cenderawasih tersebut.
Bahlil yang memantau langsung dua juta hektar lahan via udara, mengatakan kegagalan program Merauke Integrated Food and Energi Estate (MIFEE) disana lantaran varietas bibit tanaman tebu sebelumnya tidak cocok. Ia mengatakan biang kerok penyebab kegagalan tersebut, kini sudah ditangani dengan menyesuaikan kecocokan antara bibit tanaman dengan lahan di Merauke.
"Program MIFEE di Merauke ini sudah beberapa kali gagal kan, ternyata salah satu masalah mendasar adalah pada bibit. Bukan hanya soal arealnya atau lahannya, ternyata soal bibit apa yang cocok (dengan tanah disini)," ungkap Bahlil. (WHY)