Trump Tagih Investasi, Korsel Akui Tak Mampu Bayar USD350 Miliar Tunai
Korea Selatan (Korsel) menyatakan tidak dapat membayar USD350 miliar atau sekitar Rp5.846 triliun secara tunai ke AS terkait kesepakatan tarif dengan Trump.
IDXChannel - Korea Selatan (Korsel) menyatakan tidak dapat membayar USD350 miliar atau sekitar Rp5.846 triliun (kurs dolar AS Rp16.703) secara tunai untuk investasi ke Amerika Serikat (AS) terkait kesepakatan pemotongan tarif yang ditetapkan Presiden Donald Trump.
Sejak mencapai kesepakatan pada Juli 20205 untuk menurunkan tarif AS menjadi 15 persen dari 25 persen, yang diberlakukan Trump sebelumnya, Korsel telah mengatakan investasi sebesar USD350 miliar tersebut akan berupa pinjaman dan jaminan pinjaman serta ekuitas.
Namun, Trump dalam pernyataannya minggu ini mengatakan bahwa Korsel akan menyediakan investasi "di muka", meskipun Seoul berpendapat bahwa pengeluaran semacam itu dapat menjerumuskan ekonomi negara tersebut ke dalam krisis keuangan.
"Posisi yang kita bicarakan bukanlah taktik negosiasi, melainkan, secara objektif dan realistis, ini bukanlah tingkat yang mampu kita tangani," ujar Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, Wi Sung-lac, di televisi Channel A News seperti dikutip dari Reuters, Minggu (28/9/2025).
"Kita tidak mampu membayar USD350 miliar secara tunai," sambungnya.
Korea Selatan, yang menjanjikan USD350 miliar untuk proyek-proyek AS pada Juli, telah menolak tuntutan AS untuk mengendalikan dana tersebut, dan para pejabat di Seoul mengatakan perundingan untuk meresmikan kesepakatan dagang mereka menemui jalan buntu.
Pada Kamis, Trump menggembar-gemborkan jumlah uang yang dibawanya ke Amerika Serikat terkait kesepakatan dagang, dengan mengatakan: "Kita punya di Jepang USD550 miliar, Korea Selatan USD350 miliar. Itu di muka."
Pekan lalu, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung mengatakan kepada Reuters bahwa tanpa perlindungan seperti pertukaran mata uang, ekonomi Korea Selatan, dengan cadangan devisa sebesar USD410 miliar, akan terjerumus ke dalam krisis jika terpaksa mengeluarkan dana besar-besaran.
Wi, penasihat keamanan utama Lee, mengatakan tidak seorang pun akan mempertanyakan posisi Korea Selatan mengenai kelayakan jumlah tersebut jika diminta sebagai pembayaran tunai di muka.
"Kami sedang membahas alternatif," ujarnya, seraya menambahkan bahwa Seoul menargetkan pertemuan puncak Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang diselenggarakan oleh Korea Selatan bulan depan, yang diperkirakan akan dihadiri Trump, untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan Washington.
(Febrina Ratna Iskana)