ECONOMICS

Tuan Rumah G20, Ini Lima Agenda yang Akan Dibawa Indonesia

Advenia Elisabeth/MPI 15/09/2021 06:22 WIB

Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan G20 yang rencananya akan digelar pada 1 Desember-30 November 2022.

Tuan Rumah G20, Ini Lima Agenda yang Akan Dibawa Indonesia. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan G20 yang rencananya akan digelar pada 1 Desember-30 November 2022. Kegiatan bertema "Recover Together, Recover Stronger" ini akan membawa lima pilar priorotas, antara lain peningkatan produktivitas hingga kepemimpinan kolektif global.

“Dalam mewujudkan tema tersebut terdapat lima pilar prioritas, pertama peningkatan produktivitas untuk pemulihan, kedua membangun ekonomi dunia yang tangguh pasca pandemi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers G20, Selasa (14/9/2021) malam.

Lanjutnya, pilar ketiga menjamin pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, keempat menciptakan lingkungan yang kondusif dan kemitraan dengan pemangku kepentingan serta kelima, kepemimpinan kolektif global untuk memperkuat solidaritas.

Airlangga juga menerangkan, dengan presidensi G20 setidaknya Indonesia akan mendapati tiga manfaat besar baik dari segi ekonomi, pembangunan sosial, maupun politik.

“Di aspek ekonomi beberapa manfaat langsung adalah peningkatan konsumsi domestik yang diperkirakan bisa mencapai Rp1,7 triliun, penambahan PDB hingga Rp7,47 triliun dan peningkatan tenaga kerja sekitar 33 ribu diberbagai sektor,” paparnya.

Penyelenggaraan presidensi G-20 ini, kata Airlangga, akan menjadi momentum bagi Indonesia untuk menampilkan keberhasilan reformasi structural, antara lain melalui Undang-Undang Cipta Kerja dan pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF).

“Tentunya ini akan mendorong confidence dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi dan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan,” kata dia.

Lanjutnya, dari aspek pembangunan sosial, Indonesia berpeluang mendorong topik terkait dengan produksi dan distribusi vaksin. Indonesia juga terus mendorong agar vaksin menjadi global public goods, dan juga aksesibilitas bagi masyarakat Indonesia dan negara berkembang yang berpendapatan rendah.

“Dari amanah sebagai Presidensi G20, Indonesia tentunya akan mendorong koordinasi kebijakan global yang berkontribusi terhadap tata kelola dunia yang seimbang dan membuat G20 adaptif terhadap krisis, memperjuangkan kepentingan nasional di forum global, termasuk isu transormasi digital dan ekonomi inklusif,” tutur Airlangga. (TYO)

===========

Anggie Ariesta
Sel, 14 Sep 20.28 (9 jam yang lalu)
kepada saya

Sri Mulyani: Forum G20 Dimulai dari Krisis untuk Atasi Krisis Lagi

JAKARTA - Indonesia telah ditetapkan sebagai Presidensi G20 Tahun 2022 pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ke-15 Riyadh, Arab Saudi, pada tanggal 22 November tahun lalu. Serah terima dari Presidensi G20 saat ini, yaitu Italia ke Indonesia akan dilakukan pada KTT G-20 yang akan dilaksanakan di Roma, Italia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai Ketua Bidang I Finance Track menyampaikan bahwa G20 adalah forum yang diinisiasi memang dari krisis finansial di tahun 2008-2009 yang melahirkan sebuah forum pertemuan antar negara yang dimulai tahun 2009.

"Dalam hal ini berbagai prakarsa dari G20 ternyata ditujukan bagi bagaimana secara global kelompok grup 20 ini menguasai 80% dari GDP global, 70% dari perdagangan internasional, 2/3 dari penduduk dunia ada di dalam G20 ini terdiri dari 11 negara maju dan 9 negara emerging," kata Menkeu dalam Konferensi Pers Menuju Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 secara virtual, Selasa (14/9/2021).

Menkeu menambahkan, G20 memiliki peranan yang sangat strategis dalam membahas berbagai isu global yang mengancam pertumbuhan dan perekonomian serta stabilitas ekonomi maupun keuangan.

G20 yang terbentuk pada tahun 2008-2009 dengan forum yang dibuat pada level pimpinan negara yang didukung sepenuhnya agenda oleh finance track.

"Finance track terdiri dari Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. Dimana pada saat itu dilakukan upaya untuk menstabilkan dan mereformasi sektor keuangan global dan bagaimana negara-negara bank dunia terutama di G20 melakukan stimulus ekonomi global sehingga bisa melakukan pemulihan ekonomi kembali," ujarnya.

Itu semua karena pada tahun 2020 dunia sekali lagi menghadapi krisis yaitu terjadinya pandemi Covid-19, meskipun persoalannya adalah persoalan kesehatan namun dampaknya sangat luas di bidang ekonomi dan keuangan.

"Dan oleh karena itu dilakukan langkah-langkah G20 action plan termasuk bagaimana mengakselerasi pengadaan vaksin dan di dalam mendukung banyak negara yang akan mengalami kesulitan keuangan dalam situasi krisis global akibat pandemi," kata Menkeu.

"Makanya dibuatlah apa yang disebut Date Services Suspention Initiatives yaitu inisiatif untuk memberikan rilief bagi utang-utang negara miskin," tambahnya. (TYO)

SHARE