ECONOMICS

Tungku Smelter Meledak, Ini Jejak Investasi Tsingshan Holdings China di Morowali

Maulina Ulfa - Riset 25/12/2023 09:25 WIB

Tungku di pabrik peleburan alias smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, meledak.

Tungku Smelter Meledak, Ini Jejak Investasi Tsingshan Holdings China di Morowali

IDXChannel - Tungku di pabrik peleburan alias smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, meledak. Belasan orang dilaporkan tewas.

Ketua Exco Partai Buruh Kabupaten Morowali, Katsaing, menyebutkan kejadian itu dilaporkan terjadi pada Minggu (24/12/2023) pukul 05.30 waktu setempat.

"Pada pukul 5.30 WIB, menurut kesaksian karyawan pero silicone PT ITSS sedang melakukan perbaikan tungku, dan melakukan pemasangan plat pada bagian tungku tersebut yang mengakibatkan ledakan sehingga membuat beberapa tabung oksigen di sekitaran area juga meledak," ujar Katsaing, dalam keterangan tertulis, Minggu (24/12).

Katsaing menyebutkan akibat dari insiden ledakan itu, belasan orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk korban kritis, luka berat maupun ringan.

Dalam keterangan resmi, manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah membentuk tim penanganan dampak kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT ITSS pukul 06.15 WITA. 

“PT IMIP sebagai perusahaan yang menaungi kawasan lingkar industri Morowali sangat berduka atas musibah ini, terutama kepada keluarga para korban baik yang meninggal maupun korban luka,” tulis keterangan tersebut.

"Jumlah korban meninggal sebanyak 13 orang, terdiri atas 9 (sembilan) orang pekerja Indonesia dan 4 (empat) orang pekerja asal China," imbuh keterangan itu.

Sementara sebanyak 46 korban terluka umumnya disebabkan karena terkena uap panas. Sejumlah 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP dan 5 (lima) orang rawat jalan.

“Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan korban pascakecelakaan, serta memenuhi hak dan kewajiban para korban beserta keluarganya,” bunyi pernyataan tersebut.

Tim PT IMIP juga terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, antara lain safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah, Korem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali.

PT IMIP berkomitmen untuk menyelesaikan dan menangani peristiwa ini dengan sebaik-baiknya. Jajaran direksi dan seluruh karyawan kawasan industri PT IMIP sangat menyesalkan peristiwa tersebut dan berbela sungkawa terhadap seluruh karyawan yang menjadi korban beserta keluarganya.

Siapa Tsingshan Holdings?

Mengutip sumber di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebanyak 50 persen saham ITSS dipegang oleh Tsingshan Holding Group Company Limited asal China. Sementara pemerintah melalui PT Indonesia Morowali Industrial Park hanya memiliki 10 persen saja.

Tsingshan Holdings sendiri didirikan pada 1988 oleh Xiang Guangda di Wenzhou. Sementara sisanya, dimiliki Ruipu Technology Group Company Limited, Tsingtuo Group Co. Ltd, dan Hanwa Company Limited. (Lihat tabel di bawah ini.)


 
Tsingshan Holdings merupakan perusahaan peleburan paduan nikel-kromium, peleburan baja tahan karat dan penggulungan baja kelas dunia yang beroperasi di sejumlah wilayah China hingga Indonesia dan Afrika. 

Sejumlah asetnya, di antaranya beroperasi di Lishui, Fuyang, Yangjiang dan Qingyuan, Morowali Industrial Park yang berupa fasilitas pengolahan nikel dengan sedikitnya 20 smelter di Kabupaten Morowali, Sulawesi, ambang bijih krom di Zimbabwe, dan outlet penjualan di Foshan, Wenzhou, Shanghai, dan Wuxi.

Tsingshan Holdings bahkan menjadi salah satu perusahaan yang menduduki peringkat ke-279 dalam Fortune Global 500 pada 2021.

Mengutip website Kementerian Perindustrian, Kawasan Industri Morowali telah menghasilkan sejumlah produk tambang seperti stainless steel hingga 3 juta ton, 2 juta ton nickel pig iron (NPI), dan 3,5 juta ton carbon steel per tahun.

Produk stainless steel sebesar 3 juta ton tersebut berasal PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry (GCNS) 1 juta ton, PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) 1 juta ton dan PT Sulawesi Mining Investment (SMI) produksi 1 juta ton. Ketiganya merupakan bagian dari Tsingshan Group.

Di Kawasan Industri Morowali, Tsingshan dan Bintang Delapan Group dikabarkan menanamkan modal sekitar USD6 miliar. 

Dari investasi di Morowali ini, Indonesia menjadi salah satu produsen stainless steel yang diperhitungkan di pasar global. Bahkan, produk baja nirkarat Indonesia yang diekspor ke China dinilai menjadi salah satu saingan utama produk dalam negeri Negeri Tirai Bambu tersebut.

(RNA)

SHARE