ECONOMICS

Tutup 56 Sektor Nuklir, Prancis Bakal Lakukan Pemadaman Listrik di Musim Dingin

Tim IDXChannel 08/09/2022 05:17 WIB

Prancis juga dihadapkan pada rencana penutupan 56 sektor nuklir yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan agar tidak terjadi risiko korosi. 

Tutup 56 Sektor Nuklir, Prancis Bakal Lakukan Pemadaman Listrik di Musim Dingin (foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah Prancis mengkonfirmasi skenario terburuk yang tengah dipertimbangkan guna menghadapi musim dingin di tengah krisis energi global yang melanda. Salah satu bakal dilakukan adalah pemadaman listrik untuk menghemat cadangan energi yang dimiliki.

Kondisi dilematis ini sebagian diantaranya dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan pasokan energi dunia terganggu secara signfikan. Selain itu, dari dalam negeri, Prancis juga dihadapkan pada rencana penutupan 56 sektor nuklir yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan agar tidak terjadi risiko korosi. 

“Itu berarti kami menghasilkan lebih sedikit listrik, dan mungkin ada saat-saat jika sangat dingin, di mana kami dapat mengalami masalah dalam memasok listrik,” ujar Perdana Menteri Prancis, Elisabeth Borne, sebagaimana dilansir Euro News, Rabu (07/09/22). 

Dalam kondisi yang sangat dilematis ini, menurut Borne, pihaknya kemungkinan bakal melakukan pemahaman listrik bergilir dengan durasi tidak lebih dari dua jam.

Sebelumnya, perusahaan gas raksaksa milik Rusia, Gazprom, juga telah mengkonfirmasi kebijakannya untuk memangkas pengiriman gas ke perusahaan Prancis, Engie. Guna meredakan keresahan masyarakat, Menteri Transisi Energi Prancis, Agnes Pannier-Runacher, pun merespon sikap Gazprom dengan mengklaim bahwa cadangan energi yag dimiliki Prancis sudah sesuai target, yaitu 90 persen penuh.

Rencananya, Gazprom bakal memangkas aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 selama tiga hari. Langkah tersebut dilakukan Gazprom untuk melakukan pemeliharaan rutin di stasiun kompresor. Namun demikian, alasan Gazprom tersebut banyak dibantah oleh negara-negara Uni Eropa, yang menuding pemangkasan dilakukan pihak Rusia atas dasar politik. (TSA)

Penulis: Bayu Rama

SHARE