Untung Rugi Jadi Tuan Rumah Olimpiade, antara Biaya Tinggi dan Kebanggaan Negara
Menjadi tuan rumah Olimpiade merupakan pencapaian besar. Namun, jumlah negara yang mendaftar semakin sedikit.
IDXChannel - Menjadi tuan rumah Olimpiade merupakan pencapaian besar. Namun, jumlah negara yang mendaftar semakin sedikit.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) biasanya mengumumkan kota tuan rumah tujuh tahun sebelum penyelenggaraan. Pada 2015, saat penetapan tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022, IOC hanya memiliki dua kandidat: Beijing, China dan Almaty, Kazakhstan.
"Saat itu, banyak negara Eropa termasuk Swedia, Jerman, dan Swiss mengundurkan diri karena biaya yang tinggi," kata jurnalis Associated Press (AP) Stephen Wade, dilansir dari SCMP pada Jumat (2/8/2024).
Pada 2017, hanya ada dua kota kandidat untuk Olimpiade Musim Panas 2024: Paris, Prancis dan Los Angeles, Amerika Serikat (AS). IOC kemudian memenangkan Paris dan memberikan Olimpiade Musim Panas 2028 kepada Los Angeles.
"Pada 2021, IOC memberikan Brisbane, Australia, Olimpiade 2032 — 11 tahun lebih awal — atas dorongan anggota IOC yang berpengaruh, John Coates," kata Wade.
Sebuah studi yang ditulis Victor Matheson dan Robert Baade, dua profesor ekonomi asal AS, menyimpulkan bahwa dalam banyak kasus, Olimpiade menimbulkan kerugian ekonomi bagi kota tuan rumah.
"Olimpiade sangat mahal dan dapat mengesampingkan prioritas lain seperti sekolah dan rumah sakit," kata Wade. (Wahyu Dwi Anggoro)