Utang AS Meningkat, Sri Mulyani Mulai Cemas!
Batas utang pemerintah AS saat ini ada di USD28,4 triliun. Dengan asumsi, angka itu menjadi Rp404.529,6 triliun.
IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mewaspadai risiko global yang bisa memengaruhi perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah debt ceiling alias batas utang menjadi masalah utama yang dihadapi Amerika Serikat (AS) kini.
Batas utang AS baru saja diakhiri penangguhannya. Sementara pemerintah mengaku tidak mampu lagi membayar semua kewajiban atau utangnya per bulan Oktober.
"Disisi lain beberapa persoalan seperti Evergrande di China atau terjadinya pembahasan fiskal debt limit di Amerika Serikat. Ini menjadi faktor yang kita waspadai dan terjadinya keumnungkinan tappering moneter di AS. Kita lihat bagaimana akan menjaga pemulihan ekonomi domestik. Kita jangan lengah," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Rabu (29/9/2021).
Lanjutnya, Indonesia akan mengelola utang dengan hati-hati. Agar, tidak memberatkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
"Kita juga mengendalikan kenaikan utang pada APBN agar menjadi sehat. Tahun 2022 fokusnya adalah reform struktural dan fiskal serta komitmen kementerian lembaga dan APBN secara baik dalam mendoromg reformasi," imbuhnya.
Sebagai informasi, batas utang pemerintah AS saat ini ada di USD28,4 triliun. Dengan asumsi, angka itu menjadi Rp404.529,6 triliun.
Apabila batas utang tidak dinaikkan hingga 1 Oktober 2021, maka pemerintahan AS terpaksa ditutup sementara karena ketiadaan anggaran. Jika terwujud, maka akan menjadi shutdown ketiga dalam satu dekade terakhir.
Pemerintah AS membutuhkan tambahan utang untuk berbagai keperluan. Mulai dari membayar gaji aparat pemerintahan, penanggulangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), hingga membayar bunga utang. Jika sampai AS gagal bayar utang alias default, maka bisa menjadi bencana bagi pasar keuangan global. (NDA)