IDXChannel - Investor global di pasar negara berkembang menjadi cemas karena imbal hasil surat utang Amerika Serikat (AS) meningkat saat kekhawatiran akan kenaikan inflasi.
Baik pasar negara maju maupun pasar negara berkembang menyesuaikan tingkat imbal hasil mereka dan yang paling terdampak adalah obligasi negara berkembang dengan imbal hasil tinggi. Hal ini, dapat menyebabkan gejolak pasar, sama seperti pada 2013.
Namun, Ekonom Bank DBS Radhika Rao berpendapat bahwa investor belum sepenuhnya mengapresiasi bahwa fundamental Indonesia saat ini lebih tangguh.
Ekonom DBS menekankan lima hal penting, pertama kepemilikan asing di pasar modal Indonesia telah menurun.
Untuk obligasi pemerintah (government bonds), investor asing cenderung waspada dan mengurangi porsinya sejak pandemi terjadi di awal 2020. Kepemilikan asing saat ini sama dengan pada awal 2020, sekitar Rp970 triliun.