ECONOMICS

Visa on Arrival Turis Rusia dan Ukraina Bakal Dicabut, Ini Respons Sandiaga Uno

Novie Fauziah 15/03/2023 15:22 WIB

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi terkait rencana dicabutnya visa on arrival (VoA) untuk turis Rusia dan Ukraina.

Visa on Arrival Turis Rusia dan Ukraina Bakal Dicabut, Ini Respons Sandiaga Uno. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi terkait rencana dicabutnya visa on arrival (VoA) untuk wisatawan mancanegara (wisman) asal Rusia dan Ukraina. Hal ini usulan Gubernur Bali, I Wayan Koster karena turis dari negara tersebut diduga kerap melakukan pelanggaran.

Sandiaga mengatakan, Kemenparekraf dan Dirjen Imigrasi akan terus melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap wisatawan yang melanggar di Indonesia. Serta akan dilakukan penegakan hukum sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Kami beserta Dirjen Imigrasi akan memastikan bahwa pengawasan penegakan hukum, agar mayoritas dari wisatawan yang sebetulnya berkualitas dan itu dirusak oleh kegiatan segelintir oknum wisatawan yang melanggar hukum," katanya saat ditemui di Central Park Mall, Jakarta Barat, Rabu (15/03/2023).

Selain itu, sambung Sandiaga, industri perhotelan membutuhkan wisatawan asing untuk memenuhi keterisian kamar, serta adanya narasi-narasi yang positif guna membangkitkan sektor pariwisata di Indonesia.

"Serta mencetak USD6 miliar devisa dari pariwisata kita," ujarnya.

Sandiaga menjelaskan, kunjungan dari wisatawan Rusia pada tahun lalu menunjukkan angka yang cukup tinggi. Pada Januari 2023, lebih dari 30 ribu turis datang dari negara tersebut dan jumlah ini akan diperkirakan akan semakin bertumbuh.

Sebelumnya, Gubernur Bali, Wayan Koster telah melayangkan surat kepada Menteri Hukum dan HAM dengan tembusan Menlu agar mencabut VoA untuk wisatawan mancanegara dari Rusia dan Ukraina.

Menurutnya, tak sedikit dari kedua negara tersebut datang ke Indonesia bukan untuk berwisata di Bali, melainkan bekerja. Lantaran hal ini disebabkan peperangan yang melibatkan keduanya.

"Karena sedang perang, sehingga banyak yang datang ke Bali tidak hanya berwisata tapi malah bekerja," pungkasnya. 

(FAY)

SHARE