ECONOMICS

Waduh, Obyek Wisata Terbesar di Jatim Terancam Bangkut dan Terpaksa Jual Aset

Avirista M/Kontributor 09/08/2021 09:32 WIB

Pandemi covid dan kebijakan PPKM membuat pengelolanya rugi miliaran rupiah tiap bulan dan terpasa menjual aset untuk tetap bertahan dan menggaji karyawannya.

Waduh, Obyek Wisata Terbesar di Jatim Terancam Bangkut dan Terpaksa Jual Aset (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Jatim Park Grup, salah satu obyek wisata terbesar di Jawa Timur kini terancam bangkrut. Pandemi covid dan kebijakan PPKM membuat pengelolanya rugi miliaran rupiah tiap bulan dan terpasa menjual aset untuk tetap bertahan dan menggaji karyawannya.

Selama ini Jatim Park Grup menjadi salah satu andalan destinasi di Kota Batu dan Jawa Timur, hampir sebagian besar wisatawan di Jawa Timur menjadi andil dari 15 destinasi wisata yang ada.

Marketing and Public Relation Manager Jatim Park Grup Titik S. Ariyanti mengakui bila setiap bulannya pihak manajemen Jatim Park Grup selalu mengeluarkan uang operasional tak kurang Rp 4 miliar per bulannya. 

Uang tersebut diperuntukkan untuk beberapa biaya mulai gaji 1.700 karyawan, pembayaran listrik, Wifi, pajak, hingga membeli obat - obatan menyiram tanaman, hingga pakan satwa di tiga kebun binatang yang dikelola.

Jumlah gaji pekerja tersebut bahkan, sudah dilakukan efisiensi hingga 50 persen per orangnya. Penerimaan gaji 50 persen ini telah diberlakukan ke seluruh pekerja Jatim Park Grup sejak 1,5 tahun pandemi COVID-19 ini melanda.

"Hampir 1,5 tahun menggaji karyawan sebesar 50 persen. Kalau misalkan dihitung UMR katakanlah Rp 3 juta di Kota Batu rata-rata 1 orang, yang mendapatkan gaji 1,5 juta per orang," ungkap Titik kepada MNC Portal Indonesia, pada Senin pagi (9/8/2021).

Beberapa cara efisiensi lain dengan mematikan kebutuhan listrik di beberapa destinasi juga telah dilakukan. Bahkan para pekerja yang masuk karena pembatasan juga terpaksa hanya dibatasi 25 persen saja, dengan sistem satu hari masuk satu hari libur.

Namun langkah itu sendiri disebut Titik masih cukup berat dilakukan, bila tak ada pemasukan yang sebanding dengan beban operasional pihaknya. Alhasil pembicaraan penutupan Sejumlah destinasi dan menjual aset mulai digaungkan jajaran direksi Jatim Park Grup.

"Itulah kenapa kalau sampai akhir tahun kondisi kita masih seperti ini, kita mungkin akan menjual secara bertahap aset, mungkin secara bertahap, yang selama ini sama sekali tidak pernah kita pikirkan," tuturnya.

Ancaman kebangkrutan pun disebut telah membayangi jajaran direksi Jatim Park Grup, padahal selama ini pihaknya bersama direksi dan pekerja lain tak pernah berpikir untuk hal tersebut. Namun dengan sepinya pengunjung apalagi saat ini tutup tak beroperasi dan tak ada pemasukan, bisa saja hal tersebut bakal terjadi.

"Sekarang pun kalau kita buka berapa sih pengunjung yang datang, mengcover enggak Rp 4,5 M tadi, setiap bulan ya kita ngomong tekor ya tekor. Kalau misalkan kita tidak bisa bertahan, belum lagi bisa jadi kita akan menjual beberapa aset kita secara bertahap, kalau sampai dengan akhir tahun ini tidak bisa bertahan. Artinya bangkrut kita harus siapkan itu semua karena memang ini adalah resiko terbesar buat semuanya," terangnya.

"Kita nggak mau sama sekali mem-PHK karyawan, tapi kita harus siap dengan segala kemungkinan. PHK karyawan yang selama ini kita belum pernah memikirkan, dan tidak ada keinginan sama sekali mem-phk karyawan, tetapi mungkin itu adalah salah satu keputusan yang terbaik," tambahnya.

Saat ini secara bertahap ia dan jajaran manajemen telah mengurangi para pekerjanya. Beberapa pekerja yang kontraknya telah habis pun tak diperpanjang, karena kondisi kesulitan ekonomi yang luar biasa seperti ini.

"Kita siap-siap kalau karyawan ada yang mau resign, mulai bulan ini harus kita sampaikan, kita nggak mau PHK, kalau mengundurkan diri mau pensiun dini bisa sampai seperti ini mamanya memang lagi dapat batas maksimal akhir tahun," pungkasnya. (RAMA)

SHARE