ECONOMICS

Walau Terhambat Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi Tetap Tumbuh 3,51 Persen

Rina Anggraeni 05/11/2021 19:04 WIB

Meski Indonesia sempat terhambat akibat Varian Delta Covid-19 yang merebak pada bulan Juli-Agustus, namun perekonomian nasional tetap berada di angka positif.

Walau Terhambat Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi Tetap Tumbuh 3,51 Persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Meski Indonesia sempat terhambat akibat Varian Delta Covid-19 yang merebak pada bulan Juli-Agustus, namun perekonomian nasional tetap berada di angka positif sebesar 3,51% (yoy) pada triwulan III 2021.

Kepala BKF, Febrio Kacaribu, mengatakan pencapaian pertumbuhan tersebut merupakan hal yang positif mengingat terjadi eskalasi kasus Varian Delta COVID-19 dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV di awal Juli 2021.

"Ini menunjukkan momentum pemulihan tetap terjaga dan akan semakin kuat pascapenurunan kasus Varian Delta di pertengahan Agustus hingga akhir September 2021”, ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu di Jakarta, Jumat (5/11/2021).

Momentum yang relatif terjaga ini tercermin pada pertumbuhan antartriwulan (qtq) yang tercatat positif sebesar 1,55%. Pertumbuhan ini ditopang positif oleh semua komponen pengeluaran, khususnya ekspor yang tumbuh 29,16%. 

Sementara itu, dari sisi lapangan usaha seperti industri pengolahan, pertanian, perdagangan dan konstruksi juga mencatatkan pertumbuhan positif. Selain itu, tren pemulihan ekonomi ini juga diikuti dengan kondisi ketenagakerjaan yang membaik pada Agustus 2021.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun dari sebelumnya 7,07% pada Agustus 2020 menjadi 6,49% pada Agustus 2021. Pemulihan ekonomi juga mampu membuka lapangan kerja baru sebesar 2,6 juta lapangan kerja dalam masa pemulihan. 

Kinerja perekonomian sangat dipengaruhi oleh langkah pengendalian pandemi. Pada awal kuartal III, kasus Varian Delta menyebabkan Pemerintah harus menarik rem darurat dengan penerapan PPKM Level IV di berbagai wilayah demi menjaga keselamatan masyarakat. 

"Kebijakan tersebut berdampak cukup signifikan pada mobilitas masyarakat yang turun hingga rata-rata 17,6% di bawah level pra-pandemi," tandasnya. (TYO)

SHARE