ECONOMICS

Wapres Sebut Indonesia Usulkan Net Zero Emission di 2060

Binti Mufarida 08/11/2022 07:55 WIB

Komitmen Indonesia dan negara berkembang lainnya harus didukung oleh komitmen pembiayaan dan transfer teknologi dari negara maju

Wapres Sebut Indonesia Usulkan Net Zero Emission di 2060 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, Indonesia mengusulkan strategi jangka panjang yang mengeksplorasi peluang menuju Net Zero Emission (NZE) di 2060 atau lebih cepat. 

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB atau Conference of the Parties (COP27) di Sharm El-Sheikh, Mesir, kemarin.

“Kami melakukan berbagai upaya lintas sektor untuk menuju target ini, termasuk percepatan transisi energi terbarukan dan inisiatif untuk mengurangi emisi industri di seluruh sektor dan rantai pasokan,” ungkap Wapres dalam keterangan yang diterima, Selasa (8/11/2022).

Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah iklim ini, Indonesia terus berupaya mengurangi laju deforestasi dan degradasi lahan melalui reboisasi, penanaman kembali dan pengelolaan ketinggian air lahan gambut, termasuk restorasi 756.000 hektar kawasan bakau.

“Namun kami menyadari tantangannya sangat besar, terutama dalam menjaga keseimbangan pengurangan emisi dengan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan membangun ketahanan iklim,” ungkapnya.

Untuk itu, Wapres menekankan bahwa upaya adaptasi iklim masih harus ditingkatkan, antara lain terhadap tantangan ketahanan pangan, ketahanan ekosistem, ketahanan air, kemandirian energi, kesehatan, permukiman perkotaan dan perdesaan, serta wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

“Komitmen Indonesia dan negara berkembang lainnya harus didukung oleh komitmen pembiayaan dan transfer teknologi dari negara maju,” pintanya. 

Berkenaan dengan pendanaan aksi iklim, tutur Wapres, Indonesia mendesak negara-negara maju untuk setidaknya menggandakan penyediaan pendanaan iklim kolektif mereka untuk adaptasi iklim di negara-negara berkembang. 

“Hal ini dapat diperkuat melalui peta jalan yang konkret, termasuk pengaturan  pendanaan pada kerugian dan kerusakan (loss and damages) yang akan didirikan berdasarkan Kerangka Kerja Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC),” paparnya.

Selanjutnya, sebagai pakar dan praktisi keuangan Islam, dirinya juga mendorong dunia untuk mengeksplorasi keuangan Islam sebagai sumber pembiayaan alternatif dan inovatif untuk green economy recovery dan aksi iklim. Dalam hal ini, Indonesia berkomitmen untuk memberikan contoh.

“Kita juga perlu mendorong transisi yang adil (just transition). Hal ini terutama berlaku di sektor energi di mana transisi seringkali berpihak pada kepentingan strategis tetapi melupakan kelompok miskin dan rentan,” pintanya. 

(SAN)

SHARE