Waskita (WSKT) Ungkap Strategi Perkuat Tata Kelola Perusahaan
PT Waskita Karya (Persero) Tbk, punya cara untuk memperkuat tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
IDXChannel - PT Waskita Karya (Persero) Tbk, punya cara untuk memperkuat tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Salah satu yang ditempuh perusahaan adalah mematuhi regulasi yang diterbitkan pemegang saham.
“Waskita telah mendapat skor GCG dengan persentase 90,621 persen dengan peringkat Sangat Baik untuk tahun 2023,” ucap SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita melalui keterangan pers, Jumat (3/5/2024).
Regulasi yang dimaksud berupa Peraturan Menteri BUMN No. PER-2/MBU/03/2023 tentang Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan Badan Usaha Milik Negara.
Ia mengatakan, perusahaan menjalankan penerapan GCG berlandaskan pada lima prinsip dasar, yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran.
Dalam penerapan GCG yang berkelanjutan, perseroan telah bekerjasama dengan Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) & Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selain itu, untuk pendampingan setiap aksi korporasi dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Jamdatun, sementara untuk kerjasama penilaian implementasi GCG yang dilakukan secara berkala oleh BPKP.
Perseroan juga menerapkan pedoman perilaku atau code of conduct terkait pelarangan pegawai dan pengurus sebagai mitra bisnis untuk menghindari benturan kepentingan. Selain itu, Perseroan juga memiliki whistle blowing system yang mendeteksi pelanggaran lebih awal jika terjadi dugaan pelanggaran atas pedoman perilaku tersebut.
Ermy menambahkan, pihaknya melakukan pemutakhiran program transformasi yang mengusung tiga pilar, yaitu portfolio dan inovasi, lean dan digitalisasi untuk mendukung tercapainya tata kelola perusahaan yang baik.
“Untuk portofolio, saat ini perseroan sangat selektif dalam memilih proyek terutama dalam hal kepastian pembayaran, adanya uang muka dan pembayaran bulanan, serta melalui Komite Manajemen Risiko Konstruksi. Dengan langkah tersebut, harapannya proyek yang didapatkan oleh dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu, serta memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan,” ucap dia.
WSKT juga melakukan sentralisasi procurement, engineering dan penerapan lean construction pada proyek-proyek yang sedang berjalan serta melakukan efisiensi beban biaya operasional serta reorganisasi sebagai konsep lean office.
Selanjutnya untuk penerapan digitalisasi meliputi implementasi System Analysis and Product in Data Processing (SAP), Enterprise Resource Planning (ERP) dan Building Information Modeling (BIM). Penerapan ini bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime.
Adapun penerapan BIM dilakukan di setiap proyek untuk bekerja dengan efisien sehingga proyek bisa selesai lebih cepat.
(SLF)