ECONOMICS

Waspada Omicron Jelang Nataru, Sri Mulyani Beberkan Kesiapan Sektor Ekonomi

Michelle Natalia 29/11/2021 14:54 WIB

Menkeu Sri Mulyani ungkap fokus pemerintah untuk atasi Covid dan varian Omicron serta optimisme kesiapan RI dari sektor ekonomi.

Waspada Omicron Jelang Nataru, Sri Mulyani Beberkan Kesiapan Sektor Ekonomi(Dok.MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo, pandemi COVID-19 masih belum berakhir dan masih dihadapi sampai dengan hari ini dan tahun 2022 dengan adanya mutasi dari varian baru Omicron yang perlu diwaspadai. 

"Untuk itu, kita akan terus memfokuskan penanganan COVID-19 ini baik melalui langkah-langkah selama ini, ataupun dari sisi anggarannya. Kasus COVID-19 di Indonesia terkendali dan ini menjadi salah satu modal untuk bisa menjalankan kegiatan ekonomi namun tetap dengan disiplin kesehatan dan kewaspadaan, terutama menjelang Nataru," ujar Sri dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (29/11/2021). 

Dia mengatakan, aktivitas produksi dan konsumsi masyarakat yang telah meningkat akan terus menjadi bekal untuk masuk ke tahun 2022 yang lebih kuat lagi dari sisi pemulihan ekonomi. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), sebut Sri, sudah mulai pulih dan bahkan mendekati sebelum terjadi COVID-19.

"Purchasing Managers' Index (PMI) kita juga mengalami kenaikan dengan adanya kemampuan mengelola varian Delta, demikian juga dengan pertumbuhan indikator lain yang cukup kuat seperti ekspor, impor, dan konsumsi listrik," tambah Sri. 

Dia mengatakan, di sisi lain, pihaknya harus tetap menjaga terutama stabilitas di pasar keuangan yang saat ini sangat kondusif. Hal ini terlihat dari spread antara yield SBN Indonesia dengan yield US Treasury yang makin menurun, yang mengabarkan confidence terhadap SBN yang cukup kuat. 

"Demikian juga partisipasi dari pembelian domestik SBN, didukung oleh perbankan maupun lembaga-lembaga keuangan non-bank. Indeks harga saham meningkat dan kurs yang cukup stabil memberikan confidence terhadap sisi keuangan," ucap Sri.

Dia menyampaikan, Indonesia terus menggunakan APBN sebagai instrumen counter cyclical secara terukur, terlihat dari pemulihan ekonomi yang cukup kuat dibandingkan peer group di ASEAN dan G20.
 
"Dan dari sisi defisit APBN kita, yang relatif kecil dan level tingkat utang publik terhadap GDP yang relatif rendah dibandingkan peer group baik di G20 maupun ASEAN 6," tukasnya.  

(IND) 

SHARE