WHO Sebut Akses Vaksin Covid-19 Masih Tidak Adil, Sebabkan 115.000 Nakes Meninggal
World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkap sekira 115.000 petugas kesehatan dan perawatan diperkirakan telah kehilangan nyawanya.
IDXChannel - World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkap sekira 115.000 petugas kesehatan dan perawatan diperkirakan telah kehilangan nyawanya akibat Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19.
Menurutnya setelah 18 bulan setelah pandemi Covid-19, situasinya masih tetap genting dengan tren jumlah kematian dalam tiga minggu ke dapan akan melampaui total jumlah kematian tahun lalu.
Merangkum dari Euronews, Kamis (27/5/2021), dengan situasi global yang semakin genting ini, dia mengatakan tidak ada satu pun negara menganggap remeh Covid-19 dengan alasan apapun. Sebab tak ada jaminan suatu negara terbebas dari Covid-19.
“Tidak ada negara yang boleh berasumsi bahwa telah terbebas dari Covid-19, tidak peduli tingkat vaksinasi. Sejauh ini, tidak ada varian yang muncul secara signifikan efektivitas vaksin, diagnostic, atau terapeutik. Tetapi tidak ada jaminan bahwa hal itu akan tetap terjadi. Kita harus sangat jelas pandemi belum berakhir, dan itu tidak akan berakhir sampai dan kecuali penularan dikendalikan di setiap negara terakhir,” terang Tedros.
Lebih dari 3,4 juta orang telah meninggal dunia sejauh ini akibat Covid-19, menurut perhitungan oleh Universitas Johns Hopkins. Sementara 167 juta lainnya diketahui telah tertular oleh penyakit tersebut. Saat ini vaksinasi Covid-19 telah dimulai di seluruh dunia, namun Tedros mengecam adanya ketidakadilan dalam hal akses.
“Lebih dari 75 persen dari semua vaksin telah diberikan hanya di 10 negara. Tidak ada cara diplomatik untuk mengatakannya. Sekelompok kecil negara yang membuat dan membeli sebagian besar vaksin dunia mengendalikan nasib negara-negara lain di dunia,” lanjut Tedros.
Dia melanjutkan bahwa dosis vaksin yang diberikan sejauh ini sudah cukup untuk memvaksinasi setiap perawatan kesehatan dan orangtua di seluruh dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), lebih dari 1,6 miliar dosis vaksin telah diberikan secara global. Sekira 600 juta dosis diberikan di Amerika Serikat (AS), Uni Emirat (UE), Inggris, Israel, dan Kanada.
Sementara China telah menggunakan lebih dari 510 juta dosis. Di sisi lain program Covax yang dipimpin bersama oleh WHO, berhasil memberikan hanya 72 juta dosis vaksin ke 92 negara penerima berpenghasilan rendah dan menengah.
“Dosis tersebut cukup untuk hampir satu persen dari populasi gabungan negara-negara tersebut,” sambung Tedros.
Oleh sebab itu Tedros mendesak negara-negara anggota untuk memberikan dorongan besar-besaran untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada September. Ia juga ingin meningkatkan donasi sehingga vaksinasi bisa mencapai 30 persen pada akhir tahun. (TYO)