ECONOMICS

WHO Sebut Penanganan Pandemi Butuh Dana Sebesar USD23 Miliar

Rina Anggraeni 10/12/2021 16:58 WIB

World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia meminta  Presidensi G20 RI bisa menutup kesenjangan finansial dalam penanganan pandemi.

WHO Sebut Penanganan Pandemi Butuh Dana Sebesar USD23 Miliar

IDXChannel - World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia meminta  Presidensi G20 RI bisa menutup kesenjangan finansial dalam penanganan pandemi.

Senior Advisor of the Director General World Health Organization (WHO) Bruce Aylward mengatakan Presidensi G20 Indonesia agar dapat menutup financial gap atau kesenjangan finansial dalam penanganan pandemi dengan menyediakan dana sebesar USD23 miliar.

“Ini membutuhkan investasi senilai USD23 miliar untuk akselerator tahun ini. Itu investasi yang mendesak dan krusial yang perlu ditangani oleh G20 di bawah kepemimpinan Indonesia di masa Presidensinya,” ujar Bruce (FCBD) di Nusa Dua Bali, Jumat (10/12).

Lanjutnya, dana itu akan digunakan untuk menutup kesenjangan pembiayaan yang selama ini terjadi sehingga menyebabkan upaya pemulihan yang tidak merata antara negara berpenghasilan tinggi dan rendah.

"Dana tersebut digunakan agar negara-negara berpenghasilan rendah di seluruh dunia mampu mendapatkan tingkat pengujian, tingkat vaksinasi dan tingkat pengobatan Covid-19 dengan standar yang cukup tinggi," katanya

Kata dia, kesenjangan penanganan pandemi terutama distribusi vaksin masih sangat terasa bagi negara berpenghasilan rendah.

Banyak negara berpenghasilan rendah yang memiliki tingkat vaksinasi di bawah 40% dari populasinya. Padahal arahan dari WHO vaksinasi dosis kedua harus mencapai 40% dari total penduduk akhir tahun ini.

“Negara-negara terlemah adalah tempat virus akan mengambil keuntungan untuk kembali menyebabkan masalah baru,” bebernya.

Menurutnya, pemulihan ekonomi tidak akan terjadi selama dunia masih memiliki kesenjangan dalam merespon dan menangani Covid-19. Adapun, anggota G20 akan mampu menyediakan dana sebesar USF 23 miliar mengingat negara-negara yang menjadi anggota memiliki kontribusi besar dalam perekonomian dunia.

“Kedengarannya seperti banyak uang USF 23 miliar tapi itu lebih sedikit di negara berpenghasilan tinggi. Kami membutuhkan investasi internasional itu jika kami ingin mengelola krisis ini,” pungkasnya. 

(NDA)

SHARE