ECOTAINMENT

Laba Induk Perusahaan Tiktok Tumbuh 93 Persen Sepanjang 2020

Aditya Pratama 19/06/2021 11:12 WIB

ByteDance membukukan laba kotor sebesar 19 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp274 triliun sepanjang 2020.

Laba Induk Perusahaan Tiktok Tumbuh 93 Persen Sepanjang 2020 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel  - Induk perusahaan TikTok, ByteDance membukukan laba kotor sebesar 19 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp274 triliun sepanjang 2020. Angka itu naik 93 persen dibanding tahun sebelumnya.  

Mengutip CNBC Internasional, naiknya laba kotor seiring dengan melonjaknya pendapatan perusahaan. Berdasarkan informasi dari sumber yang menghadiri pertemuan itu, pendapatan perusahaan melonjak 111 persen menjadi 34,3 miliar dolar AS atau Rp494,5 triliun. 

ByteDance memiliki 1,9 miliar pengguna aktif bulanan pada akhir tahun lalu di semua platformnya, termasuk TikTok, Douyin, dan aplikasi agregasi berita Toutiao.  

Perusahaan mencatat kerugian operasi tahun lalu sebesar 2,1 miliar dolar AS. Sementara pada tahun sebelumnya mencatat laba operasi sebesar 684 juta dolar AS. Sumber mengatakan, kerugian tersebut disebabkan biaya kompensasi berbasis saham untuk pemagang saham. 

Perusahaan internet China ini berhasil meraih kesuksesan secara global lewat TikTok. Iklan merupakan bagian penting dari pendapatan ByteDance di platformnya, tetapi mereka mulai melirik area baru seperti game dan berani bersaing dengan beberapa raksasa teknologi China seperti Tencent. 

Kendati demikian, ini merupakan tahun yang berat bagi perusahaan. ByteDance dianggap sebagai ancaman keamanan nasional oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump pada Agustus tahun lalu dan dipaksa melepaskan bisnis TikToknya di AS. Wall Street Journal melaporkan kesepakatan untuk menjual TikTok ke Oracle dan Walmart telah ditangguhkan tanpa batas waktu. 

Di China, ByteDance menghadapi peraturan ketat di sektor teknologi negara itu. Badan Pengawas Internet di China, Cyberspace Administration of China menuding Douyin, yang merupakan TikTok versi China, bersama dengan 104 aplikasi mengambil data pribadi secara ilegal dan diminta memperbaikinya. 

Perusahaan juga akan mengalami perubahan manajemen kunci tahun ini. Zhang Yiming, salah satu pendiri ByteDance akan mengundurkan diri sebagai CEO pada akhir 2021. Pendiri lainnya, Liang Rubo, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Sumber Daya Manusia akan menggantikan posisi Yiming. 

(SANDY)

SHARE