ECOTAINMENT

Layanan Streaming Dongkrak Pendapatan Disney di Tengah Pandemi

Yulistyo Pratomo 12/02/2021 11:15 WIB

Dalam laporan kuartal pertama, Disney secara tidak terduga mendapatkan keuntungan besar.

Layanan Streaming Dongkrak Pendapatan Disney di Tengah Pandemi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dalam laporan kuartal pertama, Disney secara tidak terduga mendapatkan keuntungan besar. Hal ini diduga akibat dari pertumbuhan layanan streaming mereka, Disney+, yang tumbuh secara pesat di tengah menurunnya penghasilan dari taman hiburan dan bisnis utama mereka.

Raksasa hiburan raksasa asal Amerika Serikat (AS) ini mengumumkan profit yang tidak terduga, meski di saat bersama mendapatkan kerugian di bisnis mereka yang lain. Jumlah pelanggan Disney+ naik dari ekspetasi mereka hingga 94,9 juta, jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebanyak 90,2 juta.

Kondisi ini juga membuat saham mereka meningkat 2% dari perdagangan terakhir setelah aplikasi layanan streaming Disney+ dirilis. Berikut profit yang dihasilkan Disney, dalam konsesus yang dirangkum Bloomberg:

Pendapatan: USD16,25 triliun vs USD 15,92 triliun dari ekspetasi dan USD20,86 triliun year-over-year.

Kenaikan pendapatan per saham: 32 sen vs rugi 38 sen dari ekspetasi dan pemasukan USD 1,53 year-over-year.

Meskipun demikian, Disney masih mencatatkan penurunan pendapatan selama tiga kuartal berturut-turut, meski tidak separah yang mereka prediksikan sebelumnya. Sebab semjumlah taman hiburan Disney masih memberikan keuntungan sepadan, sedangkan kapal pesiar dan bisnis lainnya tetap tertekan akibat pandemi.

Disney+ telah menjadi kunci dari momentum kebangkitan bisnis hiburan mereka meski area lainnya gagal bertahan. Platform streaming ini mencatat jumlah pelanggan ke angka 94,9 juta per 2 Januari lalu, naik dari sebelumnya 86,2 juta pelanggan per Desember.

Angka ini jauh lebih baik dibandingkan platform lain seperti ESPN+ sebanyak 12,1 juta dan Hulu 39,4 pelanggan, di mana ekosistem Disney memiliki lebih dari 146 juta pelanggan berbayar.

Akan tetapi, jumlah ini masih jauh lebih rendah dibandingkan pelanggan Netflix. Platform yang satu ini dilaporkan memiliki 204 juta penonton berbayar secara global dalam di akhir 2020 lalu.

Namun, prospek dari pertumbuhan Disney+ ini menjadi kunci untuk mempertahankan laju saham perusahaan, di mana telah mencapai rekor tertinggi senilai USD191,25 juta pada perdagangan Selasa (9/2/2021) kemarin. Disney telah meningkatkan harapan kenaikan dibanding target sebelumnya, yakni antara 230 juta-260 juta pelanggan global di akhir fiskal 2024, naik signifikan dari 60 juta-90 juta saat penawaran 2019 lalu.

Berdasarkan laporan itu, Disney berharap platform streaming mereka lebih menguntungkan pada fiskal 2024 mendatang. Dan perusahaan ini berencana menaikkan harganya bagi pengguna di AS pada bulan maren nanti, dari seharga USD1 ke USD7,99.

Berbading terbalik dengan Disney+, taman bermain, pesiar dan operasi hiburan lainnya mengalami pendapatan yang anjlok. Meski sempat jadi mesin pencetak uang, namun akibat pandemi membuat ketiga bisnis itu mati total dan merugi di sepanjang 2020. Meski demikian, kerugian yang tercatat masih mencapai USD119 juta pada kuartal pertama, yang masih lebih baik dibandingkan USD530 juta pada prediksi awal.

"Kami selalu melihat imbas yang signifikan dari pandemi Covid-19 terhadap semua bisnis kami. Ketika semua operasi dilanjutkan, segmen taman bermain, produk dan pengalaman tidak terkecuali terkena imbas dari Covid," ungkap Direktur Keuangan Disney, Christine McCarthy. Dia menambahkan Disneyland dan Disneyland Paris akan tetap tutup selama kuartal awal ini. (TYO)

SHARE