Mengenal Kelompok Hacker Lapsus$, Pembobol Data GTA VI
Kelompok hacker Lapsus$ menjadi sorotan dunia setelah berhasil membobol data Grand Theft Auto (GTA) VI.
IDXChannel - Kelompok hacker Lapsus$ menjadi sorotan dunia setelah berhasil membobol data Grand Theft Auto (GTA) VI. Berkat aksinya itu, rahasia besar di game fenomenal tersebut bocor sehingga tidak ada lagi kejutan.
Lantas sebenarnya siapakah kelompok hacker Lapsus$ itu? Berikut ini adalah penjelasannya, seperti dilansir dari berbagai sumber, Senin (26/9/2022).
Lapsus$ merupakan kelompok hacker yang kerap meminta uang tebusan dengan ancaman membocorkan informasi curian jika tuntutan pemerasannya tidak dipenuhi. Lapsus sebenarnya sudah eksis sejak tahun 2021 lalu.
Kala itu Lapsus$ melancarkan serangan ransomware terhadap Kementerian Kesehatan Brasil. Kelompok ini juga berhasil mendobrak sistem banyak perusahaan terkenal, seperti Nvidia, Samsung, Microsoft, dan Vodafone.
Meski dalam melakukan serangan sering menggunakan metode yang sama dengan geng ransomware, Lapsus$ juga kerap melancarkan serangan yang lebih berbahaya. Beberapa serangan Lapsus$ bahkan dapat meretas sistem korbannya.
Salah satunya yang pernah menjadi korban adalah Microsoft Security. Kelompok hacker yang satu ini terbukti memiliki elemen perusak pada serangan bagi korban yang tidak mau memberikan uang tebusan.
Korban lain dari kelompok Lapsus$ adalah perusahaan penyedia manajemen akses dan identitas, Okta. Dalam sebuah insiden, Okta telah kecolongan 2,5% data pelanggannya pada 22 Maret 2022 lalu.
Ulah terakhir kelompok hacker ini adalah mengungkap rahasia besar GTA VI yang mana menampilkan protagonis wanita untuk pertama kalinya. Selain itu juga memuat bagaimana gameplay dari game open world ini.
Video gameplay GTA VI yang bocor mencapai 90 buah atau berukuran 3GB. Dengan bocoran sebanyak itu, sudah lebih dari cukup bagi dunia mengetahui apa yang ada di dalam game nantinya.
Khusus kasus pembobolan data GTA VI ini, salah satu anggota Lapsus$ sudah tertangkap. Tersangka adalah seorang remaja berusia 17 tahun yang tinggal di Oxfordshire, Inggris.
Ia ditangkap oleh Unit Kejahatan Siber Nasional Inggris. Sayangnya belum banyak informasi yang didapat terkait detail penangkapan.
(DES)