Mengenal Stem Cell yang Disebut Bisa Obati Segala Jenis Penyakit

Stem Cell atau sel punca sempat populer beberapa tahun lalu. Konon, sel punca bisa menyembuhkan segala penyakit.

IDXChannel - Stem Cell atau sel punca sempat populer beberapa tahun lalu. Konon, sel punca bisa menyembuhkan segala penyakit. Namun, benarkah hal tersebut?

Sel punca (stem cell) merupakan sel yang dapat berkembang menjadi bermacam-macam sel pada tubuh suatu organisme. Atau singkatnya, sel pada tubuh manusia itu sendiri.

Menurut Ketua Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI), dr Rahyussalim, SpOT(K) di Indonesia sudah untuk pengobatan menggunakan sel ini.

"Sebenarnya sudah ada (pengobatan di Indonesia), tapi yang kita dorong adalah mengembangkannya dengan betul-betul sudah terkonfirmasi secara ilmiah, bukan hoaks," jelas dr Rahyussalim dalam Collaborative Seminar & Workshop Series BRIN-ASPI 2023 di Jakarta, Jumat (13/1/2023)

Sementara manfaat pengobatan dengan stem cell cukup banyak, yang mana mampu membantu menyembuhkan penyakit tanpa konsumsi obat-obatan. Stem Cell berkontribusi dalam pengobatan di ranah medis dengan meregenerasi sel-sel yang rusak di dalam tubuh. 

"Degenerasi itu dalam bahasa awamnya misal saya di tulang belakang keropos kita kuatkan lagi, tidak dengan minum obat-obatan, keroposan itu pada dasarnya degenerasi dari tulang," jelasnya.

"Jadi kami menginvestigasi dari stem cell ini agar meregenerasi sel-sel yang mengalami degenerasi, yang selama ini para klinisi sudah putus asa dalam pengobatan atau no opsional therapy, stem cell bisa menjawab itu," imbuh dr Rahyussalim.

Melansir website Kementerian Kesehatan, pengobatan dengan stem cell and metabolites clinic menjadi layanan unggulan RSCM Kencana. 

Layanan ini mengedepankan pendekatan komprehensif dengan modalitas penatalaksanaan terkini, kemudian tim medis terintegrasi memiliki pengalaman dalam terapi sel punca dan memiliki kompetensi yang sesuai.

Harga

Pengobatan menggunakan stem cell masih kurang dikenal dan dipahami masyarakat. Padahal, biaya pengobatan di Indonesia tergolong murah jika dibandingkan dengan negara lain. 

Dr Rahyussalim mengungkapkan harganya di kisaran Rp10 juta atau disesuaikan dengan tingkat keparahan sakit yang diderita pasien.

"Sebenarnya murah ya tergantung kepada kasusnya. Untuk misalnya kebotakan (ringan), misal Rp10 sampai Rp20 juta," kata dr Rahyussalim.

"Sementara, misalnya yang agak berat seperti kelumpuhan saya geluti pasien yang lumpuh bertahun-tahun mengalami kerusakan tidak bisa buang air besar dan buang air kecil, butuh sel yang banyak butuh (sel), saya rasa ini terjangkau untuk menilai/ membandingkan dengan di luar, kita jauh lebih murah dibandingkan dengan di luar," imbuh dia. (NIA)