ECOTAINMENT

Perbedaan Royalti Musik dari Spotify dan YouTube: Mana yang Bayar Lebih Tinggi?

Kurnia Nadya 22/06/2023 19:06 WIB

Royalti musik dari Spotify dan YouTube Music memiliki besaran yang berbeda, dengan perhitungan dan skema yang berbeda.

Perbedaan Royalti Musik dari Spotify dan YouTube: Mana yang Bayar Lebih Tinggi? (Foto: MNC Media)

IDXChannelRoyalti musik dari Spotify dan YouTube memiliki besaran dan skema perhitungan yang berbeda. Namun berbagai sumber media menyebutkan bahwa Spotify membayarkan royalti yang lebih besar dibanding YouTube Music. 

Dilansir dari Statista (22/6), dari segi penggunna, Spotify menguasai pangsa pasar industri streaming sebesar 32%, posisi kedua ditempati oleh Apple Music dengan pangsa pasar sebesar 16%, sementara Google (YouTube Music) menguasai pangsa sebesar 8%. 

Namun demikian, Spotify bukanlah platform dengan royalti per stream terbesar. Dilansir dari ProducerHive.com (22/6), Tidal adalah platform yang membayarkan royalti per stream tertinggi pada 2022, yakni USD0,01284 per putaran lagu. Sehingga, hanya dibutuhkan 78 putaran lagu untuk mendapatkan royalti senilai USD1. 

Sementara di platform-platform lain, seorang musisi baru mendapatkan USD1 setelah lagunya diputar setidaknya 100 kali. Platform streaming Deezer bahkan membutuhkan 909 putaran untuk menghasilkan USD1. 

Lantas, bagaimana perbandingan antara perhitungan royalti musik dari Spotify dan Youtube Music? Dihimpun dari berbagai sumber, simak penjelasannya berikut ini. 

Royalti Musik dari Spotify dan YouTube: Besaran dan Faktor yang Mempengaruhi 

Spotify 

Saat ini, Spotify beroperasi di 200 lebih daerah di seluruh dunia, adapun jumlah penggunanya mencapai 489 juta orang, dan 205 juta orang di antaranya adalah pengguna yang berlangganan premium. 

Dilansir dari Twostorymelody.com (22/6), dari pendengar premium (lewat biaya langganan) dan pendengar gratis (lewat pendapatan iklan), Spotify mengumpulkan dua jenis royalti, yakni recording (rekaman) royalties dan publishing (penerbitan) royalties. 

Royalti rekaman adalah keuntungan yang dibayarkan kepada pemilik rekaman atau master, biasanya dibayarkan lewat label rekaman atau distributor lagu. Sementara royalti penerbitan dibayarkan kepada penulis lagu dan komposer. 

Royalti ini tidak dibayarkan Spotify secara langsung kepada penulis lagu ataupun musisi dan penyanyi. Skema pembayaran royalti di Spotify cukup rumit, sebab melibatkan banyak pihak yang terlibat dalam proses produksi dan peluncuran lagu. 

Namun, Spotify akan mengumpulkan semua pendapatan dari pemutaran lagu dan membagi sekitar 70% kepada pemegang hak, yang kemudian akan mendistribusikannya kepada pihak yang berhak menerimanya sesuai kesepakatan. 

Bagaimana Spotify menghitung jumlah royalti dari streaming? Perlu diketahui, Spotify tidak membayarkan royalti dengan tarif pasti (fixed rate) untuk per putaran lagu. Alih-alih, Spotify menghitung jumlah total putaran lagu di setiap negara atau area. 

Total stream ini disebut ‘Royalty Pool’, yang jika divisualisasikan, anggaplah bentuknya seperti kue besar. Spotify lantas akan menghitung berapa besaran putaran lagu seorang musisi di wilayah tersebut. Setiap negara memiliki royalty pool-nya sendiri. 

Hal ini dinilai wajar, mengingat jumlah pelanggan Spotify premium di tiap negara berbeda-beda. Negara dengan jumlah pendengar gratis, misalnya, akan memiliki tarif bayaran yang lebih rendah dibanding negara dengan jumlah pelanggan Premium tertinggi. Sehingga, tidak semua negara mendapatkan tarif royalti yang sama. 

Adapun besaran royalti dari tiap putaran yang ditetapkan Spotify pada 2022 adalah antara USD0,003 sampai dengan USD0,005, atau USD0,00318. Dengan tarif itu, jika seorang musisi mendapatkan 1 juta putaran musik, maka royalti yang didapatkannya adalah USD3.180 atau Rp47,56 juta. 

YouTube Music 

YouTube Music dikenal dengan skema pembayaran royalti yang lebih ketat dan sulit ditaklukkkan. Platform kelolaan Google ini kini juga menyediakan aplikasi streaming musik yang terpisah dengan platform berbagi video-nya. 

YouTube Music dapat digunakan secara gratis, namun tentu saja bakal ada batasan-batasan tertentu yang membedakan penggunaan gratis dengan berlangganan. Contohnya, pelanggan Premium dapat memutar music di saat aplikasi ditutup dan bebas iklan. 

Perhitungan tarif royalti dari YouTube Music lebih sulit dihitung, sebab Google membuat paket berlangganan yang berbeda-beda. Misalnya, pelanggan bisa hanya membayar premium untuk YouTube Music, namun ada pula opsi berlangganan YouTube Video dan Music secara bersamaan. 

Skema berlangganan dan jumlah pelanggan yang membayar paket-paket langganan tersebut akan mempengaruhi besaran royalti yang diterima musisi. Namun, dari reportase yang dihimpun berbagai sumber, YouTube Music dikabarkan membayar royalti streaming paling rendah sebesar USD0,00069 per putaran dalam satu akun. 

Kemudian, musisi yang menggunakan channel di YouTube Music bisa mendapatkan USD0,002 per putaran musik. Dengan besaran tarif ini, dibutuhkan 500 putaran lagu untuk mendapatkan royalti USD1, dan jika musisi berhasil mendapatkan 1 juta putaran musik, maka royalti yang didapatnya adalah USD2.000 atau setara dengan Rp29,91 juta. 

Dari perbandingan itu, maka boleh dibilang, Spotify membayarkan royalti dengan tarif yang relatif lebih besar kepada musisi dan penulis lagu. Dengan skema royalti Spotify, musisi juga berpeluang mendapatkan royalti yang lebih besar jika lagunya laris di banyak negara. 

Demikianlah ulasan lengkap tentang perbedaan royalti musik dari Spotify dan YouTube Music. (NKK)

SHARE