Permintaan Labubu Turun, Kekayaan Pendiri Pop Mart Wang Ning Merosot USD6 Miliar
Wang Ning, pendiri perusahaan mainan asal China, Pop Mart International Group, mengalami penurunan kekayaan bersih hampir USD6 miliar
IDXChannel - Wang Ning, pendiri perusahaan mainan asal China, Pop Mart International Group, mengalami penurunan kekayaan bersih hampir USD6 miliar dalam waktu kurang dari sebulan.
Hal tersebut lantaran edisi terbaru dari seri boneka Labubu milik perusahaan tersebut tampaknya mulai kehilangan daya tarik di China daratan.
Dilansir dari laman Forbes Selasa (16/9/2025), Ketua dan CEO berusia 38 tahun itu kini memiliki kekayaan bersih sebesar USD21,6 miliar, sebagian besar berasal dari kepemilikan saham perusahaan, menurut perkiraan Forbes.
Jumlah tersebut, jauh lebih kecil daripada USD27,5 miliar yang dimiliki konglomerat muda itu pada akhir Agustus. Saat itu, optimisme atas popularitas Labubu yang semakin meningkat pernah membuat Wang lebih kaya daripada para taipan ikonis China, termasuk salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma. Kini, ia menjadi orang terkaya ke-14 di China, sementara Ma berada di posisi ke-7, menurut Daftar Miliarder Real-Time.
Perubahan peringkat ini terjadi karena saham Pop Mart yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong telah anjlok lebih dari 20 persen sejak perusahaan merilis seri Labubu 4.0 pada 28 Agustus.
Dengan harga eceran 79 yuan (USD11) per buah, boneka ini menampilkan 28 boneka kelinci berukuran kecil dengan beragam warna. Labubu mini masih dijual dengan harga premium melalui platform e-commerce China, termasuk Dewu, tempat para pedagang menjual kembali berbagai produk, mulai dari mainan hingga tas tangan mewah edisi terbatas yang telah mereka timbun sebelumnya.
Namun, harga transaksi Labubu terbaru telah turun 14,3 persen menjadi 150 yuan per buah setelah peluncuran produk tersebut pada bulan Agustus, menurut Dewu. Penurunan harga di pasar loak daring China telah menyebabkan investor khawatir tentang permintaan Labubu dan prospek pertumbuhan produk tersebut, kata Kenny Ng, ahli strategi sekuritas Everbright Securities International yang berbasis di Hong Kong, melalui WeChat.
"Yang semakin memperburuk sentimen investor adalah penurunan peringkat saham JPMorgan Chase & Co. menjadi netral pada hari Senin," ujarnya. Bank investasi tersebut menyebutkan beberapa alasan, termasuk menurunnya popularitas produk Pop Mart.
Saham perusahaan tersebut ditutup melemah 6,4 persen pada hari itu, setelah sempat anjlok hingga 9 persen.
(kunthi fahmar sandy)