Sebelum Kebaya, Ini Warisan Budaya yang Sudah Didaftarkan RI ke UNESCO

Sebelum kebaya, Indonesia sudah mendaftarkan sejumlah warisan budaya seperti jamu dan reog. 

IDXChannel - Ketua Gerakan Perempuan Berkebaya Indonesia, Rahmi Hidayati, memastikan Indonesia tetap bisa mendaftarkan kebaya sebagai warisan tak benda ke UNESCO.

Hal itu menyusul langkah Singapura dan tiga negara tetangga lain yang mendaftarkan kebaya terlebih dahulu ke organisasi PBB yang menaungi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan itu.

Sebelum kebaya, kata Rahmi, Indonesia sudah mendaftarkan sejumlah warisan budaya. 

"Untuk yang single nomination itu cuma boleh satu jenis budaya dalam waktu dua tahun. Nah, kita kan tahun lalu sudah masukin jamu. Sekarang kan jamu berproses. Nah, udah ada lagi nih beberapa jenis budaya yang siap (untuk didaftarkan ke UNESCO)," tuturnya, dalam wawancara daring, Jumat, (25/11/2022).

Selain itu, ada Reog. "Bahkan reog sudah bergerak sejak tahun 2011," lanjut dia.

Untuk polemik kebaya, Rahmi mengatakan Indonesia tetap bisa melangkah sendiri atau melakukan jalur single nation untuk menggaungkan Kebaya Goes to UNESCO. 

Namun, hal itu baru bisa dilakukan jika keempat negara tersebut gagal membuktikan telah melestarikan kebaya yang mereka klaim. 

"Kita kan enggak tau apakah negara-negara yang mengajukan ini bisa membuktikan untuk melestarikan suatu budaya itu. Apakah bisa membuktikan bahwa 25 tahun yang lalu orang-orang di sana sudah pakai kebaya," ungkap dia.

Dia bilang proses pendaftaran kebaya sebagai warisan tak benda ke UNESCO juga memiliki proses yang tak instan. Dia pun mengungkapkan mengapa banyak negara gigih untuk mendaftarkan suatu budaya ke UNESCO.

"Sebenarnya kalau yang sudah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda UNESCO, kalau saya nggak salah, kita bisa dapet budget untuk pelestarian budaya. Candi Borobudur, misalnya, nah itu tuh ada dananya dari dunia. Untuk pelestaria
n," sebut dia. (NIA)