INSPIRATOR

17 Afirmasi Positif untuk Diri Sendiri dalam Menghadapi Tantangan Karier dan Kehidupan

Kurnia Nadya 24/01/2024 18:29 WIB

Afirmasi positif adalah pernyataan atau sugesti positif yang diberikan kepada diri sendiri untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatif dalam benak.

17 Afirmasi Positif untuk Diri Sendiri dalam Menghadapi Tantangan Karier dan Kehidupan. (Foto: MNC Media)

IDXChannelAfirmasi positif untuk diri sendiri sangat berguna untuk menjaga kesehatan mental dan memperbaiki suasana hati, juga untuk meningkatkan rasa percaya diri, memantapkan tekad, mengatasi rasa takut, bahkan meredakan keraguan. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, afirmasi diartikan sebagai penetapan yang positif. Sementara dalam ilmu kesehatan jiwa, afirmasi positif didefinisikan sebagai pernyataan positif yang diucapkan kepada diri sendiri secara berulang-ulang. 

Sederhananya, afirmasi positif adalah sugesti positif yang diberikan kepada diri sendiri. Ketika seseorang memberikan afirmasi positif pada dirinya, hasil yang diharapkan adalah pikiran-pikiran positif yang dapat membantunya untuk bertahan, bangkit, atau terus bergerak maju. 

Afirmasi positif juga bisa dideskripsikan sebagai ‘self-talk’ atau ‘self-suggestion’ yang bersifat positif. Mengutip Rumah Sakit Jiwa Aceh (24/1), afirmasi positif pada diri sendiri dilakukan untuk melawan pikiran-pikiran negatif yang mengganggu. 

Hidup tidak melulu berjalan sesuai keinginan. Kadang kala individu akan menghadapi masalah di keluarga, di lingkar pertemanan, di sekolah atau perkuliahannya, bahkan di kantor tempatnya bekerja. 

Hubungan keluarga tidak selamanya akrab, nilai akademi tidak setiap saat A+, dan tidak semua lingkungan kerja nyaman untuk dijadikan tempat mencari nafkah dan meniti karier. Akan selalu ada permasalahan yang bakal membuat kita bereaksi secara negatif. 

Seperti apa contoh reaksi emosi negatif? Marah, kesal, sedih, kecewa, hampa, putus asa, curiga, takut, cemas, tidak nyaman, dan sebagainya. Perasaan-perasaan ini muncul sebagai respon alamiah seorang manusia ketika menghadapi situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan. 

Terkadang individu berhasil menghadapi masalah hidupnya hingga tuntas dengan baik. Namun adalah wajar bila individu pada akhirnya terpuruk, terseret oleh perasaan negatif yang muncul, hingga akhirnya kalut dan stress berkepanjangan. 

Tanpa kita sadari, dalam keadaan stress manusia kerap melakukan afirmasi negatif. Menyabotase diri sendiri dengan menghina dan merendahkan capaian diri karena merasa bersalah, atau karena terpengaruh komentar orang lain. 

Dalam situasi seperti inilah afirmasi positif sangat berguna, sebab berbicara dengan diri sendiri sembari mengucapkan sugesti-sugesti positif—sedikit banyak, cepat atau lambat—dapat menggantikan omongan jelek yang bergaung di kepala. 

Misalnya ketika Anda melakukan kesalahan, yang terjadi selanjutnya adalah menyalahkan diri sendiri. Tanpa sadar Anda lantas menghukum sendiri dengan membatin “Iya, memang saya bodoh dan tidak becus. Pantas saja salah bertindak,” 

Jika hal ini terjadi, Anda dapat melawannya dengan afirmasi positif seperti “Tidak apa-apa. Manusia tidak mungkin tidak pernah salah melangkah. Kegagalan kemarin bisa saya pelajari. Saya masih bisa mencoba lagi sampai berhasil,” 

Mengutip Gramedia (24/1), Steele (1998) mengungkapkan bahwa terdapat studi yang menyimpulkan bahwa manusia bisa mempertahankan integrias diri (harga diri) dengan melontarkan kalimat-kalimat positif ke dirinya sendiri. 

Apa saja afirmasi positif untuk diri sendiri yang bermanfaat? Berikut ini beberapa contohnya: 

Kalimat-kalimat di atas adalah beberapa contoh afirmasi positif yang bisa dipraktikkan dalam keseharian. Namun perlu diingat, afirmasi positif harus dilakukan sesuai dengan keadaan dan masalah yang dihadapi. 

Jangan sampai, afirmasi positif malah digunakan untuk bertahan demi sesuatu yang menyakiti, sesuatu yang salah, atau sesuatu yang sia-sia. Individu juga mesti menyadari situasi di hadapannya, besar kapasitas dirinya, dan hal-hal di luar kuasanya. 

Contohnya, jika seseorang berlarut-larut merasa sedih selama berbulan-bulan, maka sebaiknya ia tidak menggunakan afirmasi positif “Wajar saja saya bersedih,” sebab yang ia butuhkan untuk  bangkit adalah “Saya sudah melakukan yang terbaik,” atau “Saya bisa bangkit,” atau “Saya berhak untuk peduli pada diri sendiri,” 

Individu juga harus menyadari dan mengakui perasaannya sendiri, alih-alih menyangkal dan akhirnya memberikan afirmasi yang salah pada dirinya sendiri. 

Itulah sekilas tentang afirmasi positif untuk diri sendiri yang bermanfaat untuk bangkit dari kekalutan. (NKK)

SHARE