2 Kisah Inspiratif di Bulan Ramadan: Tetap Sukses Meski Berbisnis Tanpa Riba Sepeser pun
Kisah inspiratif para wirausahawan muslim yang berbisnis tanpa riba bermula dari keputusan para pebisnis ini untuk meninggalkan kredit.
IDXChannel—Kisah inspiratif di bulan Ramadan yang tepat untuk dibagikan adalah kisah perjalanan para wirausahawan yang memulai bisnisnya tanpa sokongan kredit dari bank, dan dilakukan setelah mereka total berhijrah.
Banyak wirausahawan muslim yang membuktikan bahwa mereka mampu menjalankan bisnisnya tanpa bantuan kredit dari perbankan, bisnis mereka pun terbukti mampu berkembang seperti bisnis-bisnis lain yang dimotori kredit usaha.
Perjalanan mereka dimulai dengan meninggalkan bisnis atau metode bisnis yang dianggap kurang berkah, lantas memulai usaha baru dengan pendanaan yang halal, juga jenis usaha yang bermanfaat untuk banyak orang.
Kisah ini berasal dari Saptuari Sugiharto, juga pasutri Yogi dan Yona yang dulu pernah berbisnis pengepulan botol minuman keras bekas. Namun kini malah menjalankan bisnis yang jauh lebih besar, dengan keuntungan yang juga tak kalah fantastis.
Seperti apa kisahnya? Simak ulasannya berikut ini.
2 Kisah Inspiratif Wirausaha Jalani Bisnis Tanpa Riba
Yogi dan Yona
Yogi dan Yona adalah pasangan suami istri yang menjalani bisnis pengepulan barang bekas. Dulunya, mereka berdua pernah menadah segala jenis barang bekas, termasuk botol-botol bekas minuman keras.
Tiap botol bekas yang mereka kumpulkan, dijual kembali ke pabrik masing-masing, dan keduanya mendapatkan keuntungan Rp400 per botol. Dari bisnisnya itu, Yogi dan Yona dapat mengantongi penjualan Rp700 juta per bulan dengan laba kotor Rp100 juta.
Namun lama kelamaan, keduanya mulai mempertanyakan keberkahan usahanya. Mengingat alkohol adalah minuman yang dilarang dalam ajaran Islam, sementara Yogi dan Yona mencari penghasilan dari situ.
Keduanya berniat untuk berbisnis tak hanya untuk kesejahteraan dunia, namun juga untuk keamanan akhirat. Hingga akhirnya, Yogi dan Yona memutuskan untuk menutup usahanya. Mereka berhenti menadah botol miras bekas dan memulangkan semua karyawannya secara bertahap.
Yogi dan Yona mengalihkan usahanya menjadi bisnis warung sayur berkonsep one stop shopping. Awal mula memang terasa berat, begitu pengakuan keduanya. Namun berkat kegigihan dan kecermatan pasutri ini dalam mengelola bisnis, mereka berhasil membangun tiga warung sayur modern.
Ketiga warung sayur modern itu dibangun dalam skema jaringan yang saling mendukung di belakang. Yona juga membuat skema pengelolaan sayur dan buah yang sudah tidak layak dipajang untuk diolah menjadi makanan siap saji.
Dari usaha barunya ini, Yogi dan Yona bisa mengantongi Rp7 juta dalam sehari dari tiap warung sayur.
Saptuari Sugiharto
Saptuari Sugiharto adalah pemilik usaha percetakan digital dan resto tengkleng ternama di Yogyakarta. Kedua bisnis itu ia jalani tanpa sokongan kredit usaha dari bank. Namun sebelumnya, Saptuari mengelola bisnisnya dengan bantuan kredit.
Ia pernah terjerat utang kredit hingga Rp2 miliar. Selain berutang untuk memodali usaha, Saptuari juga pernah tergoda untuk berutang demi memuaskan hasrat pribadinya membeli mobil, motor, dan gadget.
Namun kesialan demi kesialan ia hadapi saat itu. Puncaknya, ia kecelakaan hingga masuk jurang saat mengendarai mobil yang ia beli dengan kredit. Rukonya juga dirampok hingga semua peralatan produksinya digasak maling, ruko itu pun ia beli dengan skema kredit.
Saptuari menganggap musibah itu sebagai teguran agar ia menjalankan bisnisnya dengan pendanaan yang lebih halal, agar ia tak lagi tergoda untuk berutang kepada bank. Siapa sangka, jalan bisnisnya justru lebih mulus ketika ia memutuskan untuk menyudahi pinjaman kredit.
Resto yang ia beli untuk usaha kulinernya itu ia dapat dengan mudah sebab si penjual bangunan membutuhkan uang cepat, proses penjualannya mudah. Saptuari juga menjual ruko yang ia beli dengan kredit itu.
Saptuari kini menjalani bisnis percetakan digital dan resto tengkleng tanpa kredit sepeser pun. Ia juga menerbitkan buku motivasi yang mengajak wirausahawan muslim untuk membebaskan diri dari jeratan riba.
Demikianlah dua kisah inspiratif tentang wirausahawan muslim yang berhijrah, menyudahi bisnis bermodalkan kredit, menjadi bisnis yang lebih halal secara hukum Islam. (NKK)