2 Kisah Sukses Pengusaha Kuliner dari Nol, dari Warung sampai Buka Franchise
Owner warteg Kharisma Bahari dan resto Ayam Bakar Mas Mono adalah dua contoh kisah sukses pengusaha kuliner yang memulai usaha dari nol.
IDXChannel—Ada beberapa kisah sukses pengusaha kuliner dari nol yang menarik untuk dijadikan sumber inspirasi. Para pengusaha ini memulai bisnis kulinernya dari titik nol, lantas mengembangkannya hingga terkenal di mana-mana.
Salah satu yang dapat dilihat dengan mudah adalah Warteg Kharisma Bahari. Warteg dengan ciri khas warna hijau pada outletnya ini sudah dibuka di beberapa titik di Jabodetabek.
Selain rasa masakan yang enak dan harganya yang masih ramah untuk ukuran kantong pekerja kantoran ibu kota, outlet Warteg Kharisma Bahari juga relatif lebih bersih dibanding warung makan tegal lainnya.
Siapa sosok di balik pendirian warteg Indonesia yang pertama kali membuka jaringan franchise ini? Ada Sayudi yang memrakarsai pendirian warung tegal dengan sistem kemitraan dengan usulan bagi hasil 50:50.
Sayudi mulanya mendirikan warteg dengan nama MM, singkatan dari ‘modal mertua’, sebab ia mendirikan usahanya itu dengan modal dari mertuanya yang bersedia menggadaikan sertifikat rumahnya untuk pinjaman modal bagi Sayudi.
Awalnya usaha warteg Sayudi sempat morat-marit karena pengelolaan yang salah dari karyawan-karyawannya. Dari sinilah ia terpikir untuk membuka kemitraan dengan saudaranya.
Sejak saat itu, Kharisma Bahari berkembang menjadi warteg dengan peluang franchise. Jika investor menggunakan karyawan yang dikelola oleh manajemen Kharisma Bahari, maka pembagian keuntungannya akan 50:50.
Saat ini, warteg Kharisma Bahari dapat ditemui di titik-titik keramaian ibu kota Jakarta dan sekitarnya. Sayudi membuka opsi franchise dengan biaya Rp130 juta di luar biaya kios, memungkinkannya untuk ekspansi dengan luas.
Kisah sukses kedua yang menarik untuk diulas adalah kisah pendirian restoran Ayam Bakar Mas Mono. Siapa yang menyangka pemilik dan pendiri restoran ini adalah orang yang bekerja serabutan?
Mas Mono, sang pendiri, pernah bekerja sebagai sales, office boy, bahkan berjualan gorengan untuk menyambung hidup. Ia mulai berbisnis kuliner pada 2011 dengan membuka warung Ayam Bakar Mas Mono.
Awalnya, ia hanya mampu menjual lima ekor ayam. Namun lama kelamaan, jualannya meningkat menjadi 80 ekor per hari. Sampai hari ini, Mas Mono berhasil membuka 20 cabang yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya.
Ia berhasil mempekerjakan ratusan karyawan, dengan omzet jualan mencapai puluhan juta per hari. Mas Mono juga pernah mengalami kendala penggusuran, namun hal itu tidak menghentikan tekadnya untuk melanjutkan bisnisnya.
Itulah dua kisah sukses pengusaha kuliner dari nol yang menarik untuk diketahui. (NKK)