Anjuran Nabi Muhammad SAW Ketika Berbisnis, Uang Bukan Patokan Kesuksesan
Selain itu, pengusaha juga harus bersiap diri ketika sudah mendapatkan kekayaan besar.
IDXChannel – Seorang pengusaha harus memiliki kemampuan berbisnis dan mencari strategi tepat untuk mendapatkan keuntungan besar bagi perusahaannya. Namun, untuk menjadi sukses tidak cukup dengan itu, melainkan dibutuhkan juga etika yang baik dan sikap ikhlas.
Ikhlas berarti seseorang memiliki hati yang tulus dan bersih, sehingga dirinya tidak dikuasai oleh nafsu duniawi dan kekayaan semata. Sifat ikhlas bisa mendorong pengusaha untuk tidak memaksakan kehendak, apalagi melakukan hal-hal yang tidak baik. Hal tersebut telah diamalkan oleh Nabi Muhammad sebagai seorang pengusaha yang sukses.
Dikutip dari buku Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Minggu (2/5/2021), walaupun Nabi Muhammad telah mendapatkan kepercayaan dari pihak konsumen, tapi dia tidak memanfaatkan kepercayaan tersebut untuk mendapatkan laba yang lebih banyak.
Nabi Muhammad bersabda, "Aku bagaimana pun hanya seorang manusia. Jika kalian membawa satu perkara ke hadapanku dan salah satu dari kalian lebih fasih berbicara dari yang lain setelah mendengar pendapat, sangatlah mungkin aku akan memutuskan perkara tersebut menurut kepentingannya"
Sikap ikhlas akan membuat hidup lebih bersahaja. Jika pengusaha tidak memiliki kemampuan yang kompeten pada satu bidang atau potensi, sebuah perusahaan tidak mampu menaklukkan suatu segmen pasar. Maka dengan sikap ikhlas pengusaha tidak akan terbebani karena terlalu memaksakan diri. Ikhlas akan jadi penyeimbang dalam kehidupannya.
Selain itu, pengusaha juga harus bersiap diri ketika sudah mendapatkan kekayaan besar. Banyak buku yang memberikan cara-cara untuk menjadi kaya, namun mereka tidak memberikan panduan mengenai hal yang harus dilakukan setelah kita mendapatkan kekayaan.
Nabi Muhammad yang pada akhirnya menjadi penguasa jazirah Arab sesungguhnya memiliki kekayaan yang berlimpah. Namun dengan sikap ikhlasnya, dia lebih memilih sikap bersahaja untuk mendapatkan ketenangan batin. Sebuah hal yang sampai kapan pun tidak akan dapat dinilai dengan uang.
Namun perlu ditekankan bahwa dalam hal ini, sikap ikhlas bukan berarti menerima dengan apa adanya dengan sikap tidak mau berusaha, tidak mau bersusah payah atau tidak bersungguh-sungguh.
Ikhlas berarti mampu membaca kemampuan diri sendiri jauh lebih baik daripada mengukur kemampuan orang lain, baik relasi maupun kompetitor. Sikap ini akan menjaga seorang individu atau pengusaha terlalu mengumbar janji yang berlebihan, karena dia akan dapat mengukur kemampuan diri sebelum melakukan sesuatu.
(SANDY)