INSPIRATOR

Bergaji hingga Rp2,3 M per bulan, Intip kebiasaan seorang Graham Cochrane

Yulistyo Pratomo 09/08/2022 11:44 WIB

Usianya belum genap 40 tahun, Graham Cochrane telah berhasil menghasilkan USD160 ribu atau Rp2,3 miliar per bulan.

Bergaji hingga Rp2,3 M per bulan, Intip kebiasaan seorang Graham Cochrane. (Foto: Graham Cochrane)

IDXChannel - Usianya belum genap 40 tahun, Graham Cochrane telah berhasil menghasilkan USD160 ribu atau Rp2,3 miliar per bulan. Pendapatan tersebut sekarang ia dapatkan hanya dengan jam kerja yang singkat.

Namun pencapaiannya saat ini juga memiliki kisah kerja keras di baliknya, cerita Cochrane berawal pada 2009 lalu saat ia kehilangan pekerjaan sebagai teknisi audio. Hal ini menurutnya telah memacu pribadinya untuk kreatif agar dapat terus memenuhi kebutuhan.

Tiga belas tahun kemudian, tepatnya di 2022, Cochrane telah menjadi pemilik dari dua bisnis online. Bisnis pertama adalah The Recording Revolution, sebuah blog musik dan pendidikan yang menjual kursus produksi musik.

Dan sejak 2018 ia juga menjalani bisnis keduanya, yakni kursus dan pelatihan keuangan agar dapat menghasilkan pendapatan berlebih. 

"Sekitar 2.800 orang menggunakan produk saya, dan tujuan saya adalah membantu lebih banyak wirausahawan mengembangkan bisnis online mereka sambil bekerja lebih sedikit," dikutip dari puncak-media.com Senin (8/8/2022)

Meski Cochrane telah bekerja keras dan memiliki sifat pantang menyerah, Kesuksesannya saat ini juga dipengaruhi oleh gaya hidupnya sehari-hari. Apa saja kegiatan cochrane sehari-hari? simak ulasannya berikut

Keluarga menjadi prioritas

Ia menetapkan Hari Jumat dianggap sebagai "hari kencan" dengan istri di mana ia dan istrinya berolahraga, pergi makan siang, mengejar kehidupan, berbicara tentang anak-anak, dan bertemu dengan penasihat pernikahan.

"Tidak ada pernikahan yang sempurna, dan pekerjaan yang saya lakukan dalam hubungan kami telah membuat saya menjadi suami dan ayah yang lebih baik," jelasnya.

"Saya dan istri saya tidak pernah berkompromi untuk menjemput anak-anak dari sekolah bersama-sama. Kami ingin berada di rumah saat mereka berada”

Cochrane menambahkan bahwa hal yang tidak bisa dinegosiasikan adalah makan malam keluarga. Ia menggambarkan keluarganya duduk untuk makan malam tanpa teknologi setiap harinya.

Memulai hari dengan santai 

Mengawali hari lebih pagi, pukul 5 pagi Cochrane bangun untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya seperti membaca alkitab dan berdoa, lalu menyeduh kopi setelahnya. 

Menyempatkan sarapan bersama keluarga yang biasanya menghabiskan 20 hingga 30 menit untuk makan bersama di dapur sebelum Cochrane mengantar anak-anak ke sekolah pada pukul 07.30

Bekerja hanya lima jam seminggu

Cochrane bekerja hanya pada hari Senin dan Rabu. Pada Senin, ia merencanakan dan membuat video YouTube dan episode podcast. Calon pelanggan biasanya menemukan produknya lewat melalui konten online gratis ini.

"Jika mereka menyukainya, mereka dapat mendaftar ke buletin saya dan mendapatkan email tentang sumber daya gratis dan kursus online premium," terangnya.

Ia juga mendapatkan pendapatan pasif dari kursus. Ia juga menyebut telah merancang sistem bisnis untuk mengirim email secara otomatis sehingga sebagian besar pekerjaannya hanya untuk mempertahankan aliran konten baru yang gratis.

"Merekam video dan podcast membutuhkan waktu sekitar dua jam. Saya juga memiliki seseorang yang mengedit dan mengunggah konten. Waktu saya yang tersisa pada hari Senin didedikasikan untuk menjawab email atau memberikan saran kepada anggota Komunitas Pelatihan Enam Angka saya," paparnya.

"Pada hari Rabu, saya menghabiskan waktu untuk interaksi komunitas, kemudian mengadakan panggilan langsung 90 menit dengan siswa pelatihan bisnis tingkat lanjut saya."

Selain bekerja di dua hari itu, itu terkadang juga mem filmkan pelatihan eksklusif untuk anggota komunitas berbayar yang telah bergabung dengannya. Ia mengatakan pekerjaan ini menambah waktu bekerjanya selama 2 jam dalam satu bulan.

Dermawan

Menurutnya, uang yang dihasilkannya itu sebenarnya merupakan berkat Tuhan sehingga ia dapat memberikan sebagian besar keuntungan untuk amal dan gereja lokal.

"Saat ini, saya dan istri saya menyumbangkan 30% dari pendapatan kami, tetapi kami berharap pada akhirnya akan memberikan 50%," harapnya. (TYO/RIDHO)

SHARE