Buka Ratusan Cabang Berkat Franchise, Ini Kisah Sayudi Pendiri Kharisma Bahari
Warteg Kharisma Bahari menjamur di banyak area berkat franchise, siapa pencetus pendiriannya?
IDXChannel—Warung tegal atau warteg, adalah tempat makan sederhana yang sangat mudah dijumpai di kota-kota besar. Namun sepanjang tahun ini, ada satu nama warteg yang populer lantaran ada di mana-mana, yakni Kharisma Bahari.
Boleh dibilang, Kharisma Bahari adalah salah satu warteg yang pertama kali membuka peluang franchise untuk orang-orang yang berminat mencoba peruntungan. Maka wajar saja, bila nama Kharisma Bahari mudah dilihat di banyak area, bahkan termasuk juga dalam daftar restoran di Grabfood dan GoJek.
Masyarakat sangat akrab dengan warteg. Tempat makan ini menjadi alternatif bagi mereka dengan budget pas-pasan untuk makan dengan pilihan menu lauk pauk dan sayur yang beragam. Atau bagi mereka yang menginginkan masakan rumahan.
Dari segi menu, Kharisma Bahari sama seperti warteg pada umumnya. Warung makan itu menyajikan beragam sayur seperti tumis tauge, sayur kangkung, sayur sop, dan beragam pilihan lauk seperti orek tempe, telur dadar, ikan dan ayam goreng, dan beragam lauk lain yang dimasak balado atau masak kecap.
Minuman yang disediakan pun beragam. Es teh dan es jeruk adalah menu yang pasti ada di semua warteg. Namun banyak pula warteg yang menyediakan es dari minuman-minuman serbuk sachet, seperti Nutrisari dan beragam jenis kopi sachet.
Banyak yang sepakat, bahwa bisnis warteg adalah bisnis yang cepat dan terjamin bakal menuai untung. Sebab segmen konsumennya sangat besar, ditambah lagi harga yang dipatok untuk satu porsi nasi campur sangat terjangkau.
Paduan potensi pangsa konsumen, harga murah, dan model bisnis yang digunakan Kharisma Bahari, membuat brand warteg itu menjamur dan berkembang pesat.
Siapakah pendirinya?
Sosok sentral dibalik Kharisma Bahari adalah Sayudi, seorang pria tamatan sekolah dasar yang pertama kali membangun usaha warteg di Jakarta Selatan pada 1996. Warteg pertamanya bernama Warteg MM, singkatan dari modal mertua.
Pilihan nama itu terinspirasi dari modal usaha warteg yang dipinjamnya dari mertuanya. Mertuanya meminjamkan sertifikat rumah untuk dijadikan jaminan pengambilan pinjaman di bank.
Saat itu, Warteg MM berdiri di bangunan semi permanen milik pemerintah daerah. Sayudi baru berani menyewa tempat saat ia sudah punya modal yang cukup.
Kemudian, secara tak sengaja, muncul ide di kepala Sayudi untuk membuka kemitraan. Saat itu, Sayudi mengelola tiga warteg, dua di antaranya dikelola oleh karyawan-karyawannya.
Pengelolaan itu kian lama kian membuat manajemen wartegnya berantakan, bahkan mencetakkan penghasilan minus. Dari situ, Sayudi mengajak rekan atau sanak keluarganya yang berminat untuk berbisnis warteg namun tidak modal, untuk bermitra dengannya.
Pembagian hasilnya dipatok 50:50, dan sejak saat itulah, warteg yang kini bernama Kharisma Bahari itu membuka peluang kemitraan. Investor dapat membeli franchise Kharisma Bahari seharga Rp130 juta, biaya ini tentu di luar biaya sewa kios.
Namun jika investor meminta karyawan dari manajemen Kharisma Bahari untuk mengelola warteg, maka laba bersihnya akan dibagi dua sama rata. Sebagian untuk pengelola warteg yang ditugaskan manajemen, dan sebagian lagi untuk mitra atau investor.
Sediakan ‘Kelas’ Warteg
Sayudi menyediakan empat pilihan warteg bagi mereka yang hendak berbisnis franchise dengan Kharisma Bahari. Empat pilihan itu merupakan opsi kelas warteg, tiap kelas tentu memiliki ukuran kios dan harga franchise yang berbeda.
Pilih jenis warteg itu antara lain:
- Warteg Kharisma Bahari: diperuntukkan bagi mitra yang memiliki modal menengah, alias cukup
- Warteg Mamoka Bahari: diperuntukkan bagi mitra dengan budget modal minimal
- Warteg Subsidi Bahari: diperuntukkan bagi mitra dengan budget modal minimal dan pemula di bisnis kuliner
- Warteg Selaras Bahari: diperuntukkan bagi mitra yang masih baru dalam bisnis kuliner
Perbedaan warteg milik Sayudi dengan warteg lainnya adalah standar yang diterapkannya. Kharisma Bahari menjamin kebersihan outlet, kenyamanan dari pelayanan, dan keamanan dengan pemasangan cctv pada tiap-tiap outlet.
Jika dilihat sekilas, warteg Kharisma Bahari memang tampak berbeda dari warteg lain. Warna catnya kuning dan hijau, suasana dalam kios akan langsung terlihat dari luar. Tampak tertata rapi dan bersih. Pencahayaannya juga sangat cukup, tidak remang-remang.
Ada beberapa outlet yang menyediakan meja makan layaknya rumah makan biasa, sedikit berbeda dari warteg yang umumnya menyediakan satu baris meja yang menempel pada buffet tempat penyimpanan makanan.
Popularitas Kharisma Bahari tersiar hingga dunia maya. Beberapa food blogger membuat konten dari warteg Kharisma Bahari dan memberikan review ala mukbang. Eskpos semacam ini pada akhirnya membuat nama Kharisma Bahari makin melambung.
Kini Kharisma Bahari telah membuka 800 lebih outlet di sekitar Jabodetabek. Bisnis yang didirikan dan dikelola Sayudi, berpotensi untuk bertahan hingga masa mendatang. Mengingat besaran pangsa konsumennya yang sangat besar. (NKK)