Cara Ahok Membeli Saham, Strateginya Sederhana, Begini Penjelasannya
Ahok mengutarakan strategi value investing, yakni di mana seorang investor membeli saham perusahaan dengan fundamental baik di harga murah.
IDXChannel—Bagaimana cara Ahok beli saham? Mantan Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjakaya Purnama pernah membagikan opini terkait strategi pembelian saham pada kanal YouTube resminya.
Pada video bertajuk ‘Pejabat Tidak Boleh Takut Mengeksekusi’ yang diunggah pada 19 November 2021, mantan pejabat yang kerap disapa Ahok itu melakukan interview yang membahas terkait business judgement rule.
Melansir Hukum Online (7/3), business judgement rule adalah konsep hukum di mana jajaran direksi tidak dapat dibebankan tanggung jawab atas keputusan bisnisnya walaupun menimbulkan kerugian.
Dalam hal ini, Ahok dan pewawancara membahas business judgement rule pada perusahaan-perusahaan dalam negeri, dan bagaimana niat baik yang harusnya ditunjukkan oleh seseorang ketika mengambil keputusan bisnis.
Pada menit ke-24, Ahok sempat mengulas tentang tata cara dan prinsip pembelian saham yang dianggapnya benar dan wajar untuk menganalogikan keputusan investasi maupun bisnis yang mestinya diambil oleh seseorang.
Ahok meyakini bahwa pembelian saham sebaiknya dilakukan ketika harganya sedang turun.
“Kapan beli barang? Pas harganya turun, dong. Kita main saham juga sama, kan? Saham naik terus, nih. Kita hitung (harganya) sudah puncak, nih. Masa kita justru beli lagi di puncak-puncaknya?,” tuturnya.
Kemudian dia menuturkan bahwa selaku investor, jika menghadapi situasi yang demikian maka dia akan mencurigai kemungkinan harga saham yang sengaja didongkrak tinggi agar menarik minat investor untuk membeli.
“Kalau saya mau beli, saya beli waktu dia turun. Judgement-nya gini, misalnya suatu saham harganya Rp10.000, tiba-tiba dia turun. Anda berpikir jangan-jangan di Rp5.000 dia rebound, lalu Anda beli. Tahu-tahu merosot lagi, ini masih bisa di-judgement (dinilai),” sambungnya.
Menurut Ahok, selama saham yang dibeli adalah saham perusahaan dengan fundamental yang baik, maka keputusan investasi tersebut dapat dikatakan aman karena saham perusahaan dengan fundamental baik berpotensi untuk kembali ke harga normalnya.
“Misalnya saya beli suatu saham, kalau lagi top-topnya harganya Rp40.000, sekarang harganya Rp20.000, saya berani beli untuk jangka panjang. Kalau dia turun pun pasti balik, karena fundamentalnya bagus. Hanya situasinya saja (yang memengaruhi harga turun),” kata dia.
Dari keterangannya tersebut, Ahok mengutarakan strategi investasi yang sama dengan strategi value investing, yakni di mana seorang investor membeli saham perusahaan dengan fundamental baik di harga yang terdiskon.
Strategi value investing adalah salah satu jenis strategi investasi yang umum dianjurkan kepada investor pemula. Value investing memungkinkan seorang investor untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dari margin capital gain yang lebar.
Salah satu investor ritel terkemuka di Indonesia, Lo Kheng Hong atau Pak Lo, berhasil mempraktikkan strategi ini pada 1998, yakni ketika Pak Lo membeli saham PT United Tractor Tbk (UNTR) yang saat itu terdiskon habis-habisan karena kondisi ekonomi.
Pak Lo meyakini UNTR adalah perusahaan yang mencatatkan kinerja baik, tetapi karena krisis moneter mengakibatkan depresiasi rupiah, utang yang dimiliki UNTR menjadi lebih mahal karena kurs melonjak signifikan.
Pak Lo lantas tetap berani membeli saham UNTR karena meyakini bahwa kinerja keuangan UNTR berpotensi kembali pulih begitu krisis moneter berakhir. Benar saja, beberapa tahun kemudian harga saham UNTR melonjak dan membuatnya untung ribuan persen.
Itulah kisah menarik tentang cara Ahok membeli saham.
(Nadya Kurnia)