Cerita Inspiratif Steve Ballmer: Bukan Bos, Anomali dalam Daftar 10 Orang Terkaya di Dunia
Steve Ballmer masuk dalam jajaran 10 orang terkaya di dunia, padahal bukan CEO perusahaan terbesar di dunia.
IDXChannel—Cerita inspiratif Steve Ballmer menarik diulas. Dia dianggap anomali dalam jajaran 10 orang terkaya di dunia versi Forbes, sebab ia bukanlah seorang pendiri ataupun pimpinan terkini dari korporasi-korporasi terbesar di dunia.
Forbes mencatatkan harta kekayaan mantan CEO Microsoft ini mencapai USD103,4 miliar, setara dengan Rp1.559 triliun. Sebagai tambahan informasi, sembilan orang lain yang masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia antara lain:
- Bernard Arnault, USD211 miliar
- Elon Musk, USD180 miliar
- Jeff Bezos, USD114 miliar
- Larry Ellison, USD107 miliar
- Warren Buffet, USD106 miliar
- Bill Gates, USD104 miliar
- Michael Bloomberg, USD94,5 miliar
- Carlos Slim Helu, USD93 miliar
- Mukesh Ambani, USD83,4 miliar
Kesembilan orang terkaya di atas, saat ini tengah menjabat sebagai pimpinan perusahaan-perusahaan terbesar di dunia. Hanya Steve Ballmer yang saat ini tak menjabat posisi prestisius, namun harta kekayaannya menyamai para bos-bos terkaya di dunia.
Lantas, dari mana Ballmer menghimpun kekayaan hingga mencapai titik yang nyaris menyamai miliuner-miliuner terkaya di dunia?
Cerita Inspiratif Steve Ballmer
Kendati kini masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia, Ballmer pernah dianggap sebagai CEO perusahaan terburuk di Amerika Serikat pada masa kepemimpinannya di Microsoft. Tak tanggung-tanggung, BBC dan Forbes adalah dua media yang pernah melabelinya dengan julukan tersebut.
Kolumnis Forbes pernah menuliskan bahwa Ballmer ‘menjauhkan’ Microsoft dari peluang-peluang bisnis teknologi yang tengah meroket. Saat itu, produk-produk tablet, mobile music, dan headset tengah marak di pasaran.
Namun demikian, selama kepemimpinannya, Ballmer membangun banyak lini bisnis baru untuk Microsoft, yang meskipun awalnya sempat sulit diterima pasaran, namun pada akhirnya mampu keluar sebagai penguasa segmen.
Beberapa bisnis yang dikembangkan Ballmer antara lain Windows Server, SQL Server, SharePoint, System Center, Dynamic CRM, data center, Xbox entertainment, dan sebagainya.
Diversifikasi produk ini membantu Microsoft untuk lepas dari ketergantungan terhadap penjualan PC dan komputer mobile. Terlebih saat itu Microsoft tengah perlahan keluar dari era kejayaan PC.
Ballmer mendapat kekayaannya dari gaji tahunan dan kompensasi 10% atas pertumbuhan profit Microsoft. Ia bergabung dengan Microsoft pada 1980 sebagai karyawan ke-30. Saat itu, gaji pokok yang diusulkannya adalah USD50.000 per tahun.
Namun, kompensasi keuntungan yang diusulkan Ballmer dianggap memberatkan perusahaan, sehingga Ballmer sepakat untuk menukarnya dengan kepemilikan saham Microsoft sebesar 4%.
Ia menjabat sebagai CEO Microsoft sejak 2000 sampai dengan 2014. Saat ia pensiun pun Ballmer diketahui masih memegang kepemilikan saham 4% di Microsoft, dengan nilai USD100 miliar jika disesuaikan dengan kapitalisasi Microsoft yang saat ini menembus USD2,6 triliun.
Ballmer juga telah menerima pembayaran dividen lebih dari USD12 miliar. Saat Microsoft menanamkan investasi multiyears di OpenAI senilai USD10 miliar tahun ini, Ballmer pun otomatis akan ikut menikmati hasilnya.
Kabarnya, dari kesepakatan investasi tersebut, Microsoft akan menerima 75% dari profit yang diterima OpenAI, dan memberikan Microsoft kepemilikan sebesar 49% di perusahaan tersebut.
Demikianlah cerita inspiratif Steve Ballmer, salah satu orang terkaya di dunia yang pernah dianggap sebagai CEO perusahaan go public terburuk di Amerika Serikat. (NKK)