Kisah Berdirinya Roti Breadtalk, Pemiliknya Hanya Anak Seorang Petani
Kisah berdirinya roti Breadtalk ini sangat menginspirasi bagi siapapun yang membacanya. Jika Anda berkunjung ke sebuah mal, pasti Anda menemui gerai BreadTalk.
IDXChannel - Kisah berdirinya roti Breadtalk ini sangat menginspirasi bagi siapapun yang membacanya. Jika Anda berkunjung ke sebuah mal, pasti Anda akan menemui gerai roti BreadTalk di mal tersebut.
Khususnya di Indonesia, gerai milik roti BreadTalk sudah sangat menjamur. Namun, apakah Anda tahu siapa sebenarnya pemilik dari roti Breadtalk? Jawabnya adalah pria asal Singapura bernama George Quek.
Langsung saja, berikut ini akan kami sajikan kisah berdirinya roti Breadtalk yang jarang diketahui oleh orang-orang. Tim IDXChannel telah merangkumnya dari berbagai sumber. Simak sampai selesai!
Kisah Berdirinya Roti Breadtalk
Siapa sangka, ternyata pendiri dari brand tersebut lahir dari keluarga petani. Ayahnya seorang petani sayur yang memutuskan untuk beralih profesi menjadi nelayan. Sedangkan ibunya hanyalah ibu rumah tangga.
Sejak kecil Quek telah banyak meraih berbagai penghargaan di bidang seni. Ia juga dikenal sebagai sosok pemalu semasa kecilnya. Setelah lulus Ia mengikuti kelas Singapore Art Academy.
Saat bersekolah, ia memutuskan untuk bekerja sebagai teknisi listrik untuk sekedar memperoleh pendapatan agar bisa membayar pendidikannya. Menginjak usia 20 tahun, Quek mengikuti dinas militer selama 5 tahun.
Setelah menyelesaikan dinas militernya dengan jabatan terakhir Sersan Mayor, Ia pun pergi ke Hong Kong untuk bekerja di sebuah toko kerajinan di Parklane Shopping Mall. Ia bekerja untuk membuat ukiran kayu, ukiran logam dan berdagang permen jenggot naga.
Quek bertemu dengan wanita bernama Katherine Lee Lih Leng saat masih di Hong Kong. Singkat cerita pada 1982, Quek mendirikan kios permen janggut naga di Taipei dengan modal yang dipinjamkan oleh ayahnya.
Meskipun di awal tidak cukup berhasil, seiring berjalanya waktu, Quek terus mengembangkan skill dan hasilnya sudah 5 cabang di buka dengan nilai penjualan sebesar USD240.000 per bulan.
Mendirikan Bisnis Baru
Setelah pencapaian tersebut, Quek belum merasa puas dengan yang didapatkan. Ia kembali membangun usaha dengan membuka kedai mie babi cincang. Kendati demikian bisnis tersebut harus tutup setelah berjalan hanya 3 bulan saja.
Meski begitu, Quek tetap mempertahankan bisnis kedai tersebut dengan mendatangkan koki berpengalaman serta menambah varian menu seperti nasi ayam hainan, mie udang, hingga sate.
Usaha tersebut membuahkan hasil, sudah ada kurang lebih 21 cabang dan juga 3 cabang untuk usaha es krim yang di buat oleh Quek. Pada 1992 saham kedai Singa dijual oleh Quek dan Ia memutuskan untuk kembali ke kampung halaman.
Pada tahun 2000, Quek mendirikan usaha roti dengan nama BreadTalk. Usaha tersebut mengusung konsep dapur pembuatan roti yang dibuat terbuka, agar pelanggan bisa melihat proses pembuatannya.
BreadTalk Group Limited sudah melantai di Bursa Singapura sejak 4 Juni 2003. Kini sudah kurang lebih ada 2.000 gerai yang di bangun oleh Quek dengan menjual roti-roti berkualitas.
Demikianlah sedikit kisah berdirinya roti Breadtalk. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat untuk Anda.