INSPIRATOR

Kisah Ciputra, Ayah Ditangkap Jepang dan Berburu Babi Hutan Demi Ekonomi Keluarga

Nadya Kurnia 08/12/2022 11:40 WIB

Ciputra adalah pengusaha real estate besar di Indonesia yang punya masa kecil yang penuh perjuangan.

Kisah Ciputra, Ayah Ditangkap Jepang dan Berburu Babi Hutan Demi Ekonomi Keluarga. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Tjie Tjin Hoan, atau orang biasa mengenalnya dengan Ciputra adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang terkenal sebagai pelopor usaha real estate di Indonesia. Ia juga dikenal dengan kecintaannya terhadap karya seni. 

Pada 27 November 2019 lalu, pengusaha yang sering disapa ‘Pak Ci’ ini telah menghembuskan napas terakhir di usia 88 tahun. Ia sukses membangun berbagai mall, hotel, perumahan sampai tempat rekreasi.

Ciputra lahir pada 24 Agustus 1931 di daerah Parigi, Sulawesi Tengah. Ia terlahir dari keluarga yang sederhana, dan memulai karirnya dari bawah dengan bisnis modal di bidang properti.

Pada masa kecilnya, Ciputra muda sudah merasakan perjuangan yang sangat berat. Ia harus pindah dari Parigi ke Gorontalo untuk bersekolah, karena di tempat tinggalnya tidak ada sekolah yang bagus.

Namun akhirnya ia dan keluarganya pindah ke Bumbulan, mereka tidak dapat kembali ke Parigi yang dilanda gempa bumi dan tsunami.

Ayahnya tercinta ditangkap oleh pasukan bersenjata, karena dituduh sebagai mata-mata Belanda dan tidak pernah ada kabar lagi setelah itu. Sejak itu ia harus bersekolah sambil berkebun dan berburu babi hutan. 

Ciputra kecil saat itu benar-benar bekerja keras guna membantu ekonomi keluarganya.

Setelah lulus SMA ia bertekad untuk punya masa depan yang lebih baik dan memutuskan untuk pindah ke Jawa dan diterima di ITB jurusan Arsitektur. Walau kadang masih dapat kiriman uang dari ibunya, ia tetap cari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhannya.

Kemudian, di tingkat empat ia dan temannya mendirikan sebuah perusahaan PT Perentjana Dana. Tapi, ia merasa tidak puas dengan pekerjaannya karena harus menunggu pekerjaan dari orang lain.

Hingga ia putuskan untuk mendirikan PT Pembangunan Jaya yang bekerja sama dengan pemerintah DKI Jakarta.

Pada 1960, ia akhirnya bisa menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar Insinyur. Sejak itulah ia pindah ke Jakarta, karena ia merasa lebih bisa mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

Pada 1960, Jaya Group berdiri, lalu setahun kemudian Metropolitan Group ia dirikan dengan teman-temannya dari ITB. Selanjutnya 1980, ia dan anaknya membangun Ciputra Group. Ketiga grup ini juga berinvestasi di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Singapura, Vietnam dan negara lainnya.

Ciputra juga membangun galeri seni untuk menyimpan koleksi-koleksi lukisannya, Ia sangat senang dengan lukisan-lukisan Hendra Gunawan. Di galeri seninya itu, ia memajang dan menyimpan 32 lukisan dan 18 sketsa milik Hendra Gunawan. (NKK)

Penulis: Mila Pertiwi

SHARE