Kisah Inspiratif Anak Pemulung, Rp900.000 untuk Tiga Anak
Kisah Whiska berhasil lolos SBMPTN membuktikan bahwa keterbatasan tak menutup pintu kesempatan secara total.
IDXChannel—Pernah ada kisah inspiratif anak pemulung yang sukses membuat banyak orang terharu. Wajar saja, sebab sang anak berhasil masuk Fakultas Kedokteran UGM lewat jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Nama anak itu adalah Muhammad Wishka Al-hafiidh Suskalanggeng. Meskipun momentum viral kelulusannya itu terjadi pada 2016, kisah inspiratifnya tak lekang untuk diulas kembali.
Wishka adalah anak dari Permana Suskalanggeng dan Dwi Asih Prihati. Sejak delapan tahun sebelum Wishka akhirnya lulus SBMPTN, Permana bekerja memulung sampah, terkadang pula berhenti di rumah siapa pun yang tengah membutuhkan tenaga.
Bagaimana kisah inspiratif Wishka? Simak ringkasannya berikut.
Kisah Inspiratif Anak Pemulung: 900.000 untuk Sekeluarga
Pramana pergi setiap hari naik motor tuanya, berkeliling mencari rongsokan dari satu desa ke desa lainnya. Karena ia tak punya modal untuk membeli rongsokan dari warga layaknya tukang loak, Pramana akhirnya hanya menerima rongsokan secara cuma-cuma.
Terkadang Pramana juga berhenti di rumah-rumah warga yang membutuhkan tenaga bantuan untuk bersih-bersih halaman. Dari kegiatan hariannya itu, Pramana berhasil mengumpulkan Rp900.000 untuk ketiga anak dan istrinya.
Whiska sekolah gratis sebab menerima dana BOS. Sejak kecil, Whiska memang langganan juara kelas. Ia bahkan pernah memenangkan juara II olimpiade fisika se-Jawa Bali pada 2015.
Whiska juga menjadi siswa dengan nilai kelulusan tertinggi ke-empat tingkat Yogyakarta.
Kisah Inspiratif Anak Pemulung: Sempat Ragu Masuk FK
Mulanya Whiska sempat ragu sebelum memilih jurusan kedokteran. Alasannya karena passing grade Prodi Kedokteran UGM memang sangat tinggi, belum lagi ia harus bersaing dengan ribuan anak lainnya.
Namun sang ibu meyakinkannya, mengatakan pada Whiska bahwa ilmu yang dipelajarinya kelak bakal bermanfaat untuk banyak orang, terutama adiknya. Adik Whiska rupanya mesti menjalani pengobatan jangka panjang karena sakit saraf perut.
Penyakit sang adik ini adalah salah satu hal yang meyakinkan Whiska untuk memantapkan pilihannya untuk melanjutkan studi sebagai mahasiswa kedokteran di UGM.
Begitulah kisah inspiratif anak pemulung yang berhasil menembus SBPMPTN FK UGM. Whiska, kendati hidup penuh keterbatasan, tetap mampu menjaga prestasi dan mengubah derajat hidup keluarganya. (NKK)