INSPIRATOR

Kisah Inspiratif Andika Sutoro: Dijuluki Warren Buffet Indonesia, Investasi Sejak 15 Tahun

Kurnia Nadya 19/05/2023 20:55 WIB

Andika Putra Sutoro mulai berinvestasi saham sejak berusia 15 tahun.

Kisah Inspiratif Andika Sutoro: Dijuluki Warren Buffet Indonesia, Investasi Sejak 15 Tahun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Andika Putra Sutoro adalah investor dengan kisah inspiratif yang sangat menarik. Ia kerap dijuluki sebagai ‘Warren Buffet Indonesia’, sebab selain mengidolakan investor ulung tersebut, Andika juga mulai berinvestasi saham sejak berusia 15 tahun. 

Cerita pengalaman investasi yang dilakoni Andika ini dibagikan oleh channel Youtube Tom MC Ifle pada 26 Juli 2019, saat itu ia berusia 24 tahun, yang artinya sekarang Andika sudah berusia 28 tahun. 

Dalam tayang berdurasi 17 menit itu, Andika mengisahkan bagaimana ia mulai belajar tentang investasi saham sejak usianya baru 14 tahun, dan membuka akun setahun setelahnya. 

Bagaimana kisah Andika Putra Sutoro belajar berinvestasi saham? Dilansir dari channel Youtube Tom MC Ifle (19/5), simak ulasannya di bawah ini. 

Kisah Inspiratif Investor Saham

Andika mengaku mulanya kedua orangtuanya tidak mengizinkannya untuk berinvestasi saham, sebab usianya masih sangat muda. Selain itu, untuk berinvestasi pun dibutuhkan kepemilikan NPWP dan KTP. 

Sehingga, secara teknis saat itu Andika belum memenuhi persyaratan untuk membuka akun Rekening Dana Nasabah (RDN) sendiri. Ia membutuhkan waktu satu tahun untuk bernegosiasi dan meyakinkan orangtuanya untuk memberinya izin berinvestasi saham. 

“Saya edukasi mereka, saya ceritakan soal Warren Buffet, apa itu pasar saham? Setelahnya baru diizinkan,” tutur lelaki kelahiran Singkawang itu. 

Andika tidak berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan sehingga memungkinkannya untuk memiliki ‘uang dingin’ di usia muda untuk berinvestasi saham. Sang ayah mulanya adalah pekerja bengkel Vespa, sebelum akhirnya melakoni jual beli mobil. 

Ia melihat sang ayah sebagai seorang entrepreneur, banyak bisnis dijalankannya seiring waktu berjalan. Namun menurut Andika, salah satu yang cukup profitable saat itu adalah bisnis burung wallet. 

Andika sendiri sudah mulai berjualan secara online di forum jual beli Kaskus. Ia menjual CD suara burung wallet, sebelumnya ia juga pernah berjualan baju dan beragam barang lain. Namun rupanya, CD suara wallet milik papanya berharga cukup mahal. 

“Sebelum masuk pasar saham, saya punya bisnis online, awalnya tidak laku. Saya sempat belajar Marketing Revolution ke Pak Tung Desem Waringin, saya terapin ilmunya, dan saya punya omzet Rp13 juta. Padahal awalnya tidak laku,” tutur dia. 

Setelahnya, bisnis online CD suara wallet itu pun berkembang sampai Andika berhasil mengumpulkan penjualan Rp100 juta. Satu CD saat itu bernilai Rp2,5 juta. Dari situ, ia mulai memikirkan harus diapakan uang hasil penjualan yang ia kantongi itu. 

Setelah berselancar di internet, ia menemukan informasi tentang pasar saham. Rasa keingintahuannya semakin besar, Andika sampai pergi ke Jakarta dan Singapura untuk belajar tentang saham. 

Dengan ilmu investasi yang mulai mumpuni, barulah Andika percaya diri untuk berinvestasi saham. Bahkan, setelah beberapa tahun berinvestasi, akhirnya Andika mulai menuai keuntungan. Ia berhasil mendapatkan Rp1 miliar pertamanya di usia 17 tahun. 

“Best moment itu waktu 2017, saya mengelola dana private investor. Puji tuhan, saat itu keuntungan sampai dua digit miliar rupiah, itu setelah bagi hasil dengan investor saya. Saya kelola dana puluhan miliar,” tuturnya. 

Menurut Andika, menjadi seorang investor saham membutuhkan pola pikir yang benar, sekaligus mental yang kuat. Bagi Andika, hal yang terberat adalah menguatkan mental. Sebab, investasi—dalam bentuk apa pun—memiliki risiko tersendiri. 

“Tidak semua orang menghadapi kerugian. Misalnya investasi Rp100 juta, lalu minus 2%. Apalagi kalau investasinya sudah Rp10 miliar, rugi 2-5% itu sangat mungkin. Lima persennya Rp10 miliar itu sudah Rp500 juta, itu rugi dalam satu hari. Tidak semua orang punya mental kuat untuk menghadapi itu,” kata Andika. 

Ia mengaku sering bertemu dengan orang yang sangat paham analisa fundamental dan tekninal saham, mereka juga mengerti cara membaca laporan keuangan perusahaan. Namun mereka tak berani berinvestasi saham. 

“Nah, ini tidak bisa dipelajari dengan teori. Ini harus langsung terjun ke pasar, sehingga pemahaman tentang pasar saham itu muncul,” kata Andika. 

Saat ini, Andika telah mendirikan perusahaan equity crowd funding yang mengakomodasi investor dan pelaku usaha kelas menengah dan kecil untuk bertransaksi modal. 

Demikianlah kisah inspiratif tentang Andika Putra Sutoro. Investor yang telah memulai investasi sejak usia remaja. (NKK)

SHARE