Kisah Inspiratif Cak Lontong, Pernah Cuma Makan Bakpia dan Minum Manis Demi Berhemat
Kisah inspiratif cak lontong menunjukkan daya tahan dan kreativitas untuk bertahan di industri komedi.
IDXChannel—Kisah inspiratif bisa datang dari seorang komedian. Cak Lontong adalah salah satu komedian terlaris di Indonesia. Siapa sangka, sebelum sukses ia pernah harus mengisi perut dengan makanan bergula demi mengisi tenaga seharian.
Namanya mulai dikenal luas setelah tampil dalam standup comedy di stasiun televisi. Ia digemari karena ciri khasnya menggunakan silogisme dalam materi komedianya. Namun, insyinyur teknik elektro jebolan ITS ini memulai karier komedinya sejak ia masih berkuliah.
Kesuksesannya tidak instan. Ia pernah melewati masa-masa sulit saat mulai merintis kariernya. Ia membeberkan kisah perjalanan kariernya secara lengkap di channel Youtube Blibli.com setahun lalu, dan telah ditonton sebanyak 1,14 juta kali.
Bagaimana kisah lengkapnya? Simak ulasannya berikut ini.
Kisah Inspiratif Cak Lontong: Insyinyur Banting Setir Jadi Komedian
Komedian bernama asli Lies Hartono ini lahir pada 7 Oktober 1970 di Maospati, Jawa Timur. Saat berkuliah di ITS, ia dan beberapa temannya membentuk grup ludruk ‘Cap Tugu Pahlawan’. Grup ludruknya dulu pernah menerima tawaran untuk tampil di televisi dalam acara komedi kampus ‘So Pasti’.
Namun, saat lulus grup ludruk itu bubar. Cak Lontong dan teman-temannya berpisah meniti karier masing-masing. Saat itu, ia bekerja selama empat tahun di perusahaan Jepang di Surabaya.
“Aku merasa tidak maksimal. Karena dulu kan sudah pernah tampil di televisi. Akhirnya aku membanding-bandingkan ‘apa aku harusnya ke sana, ya?’ Tapi mau kembali bagaimana, kan teman-teman sudah sibuk,” tuturnya.
Cak Lontong akhirnya nekat keluar dari pekerjaannya untuk memulai karier sebagai komedi. Namun kali ini, ia rintis kariernya seorang diri tanpa grupnya, hanya ditemani salah seorang teman karibnya yang dulunya juga anggota Cap Tugu Pahlawan.
Saat itu, Cak Lontong masih di Surabaya. Pada 2005 ia kembali dikontrak untuk tampil dalam Republik BBM bersama mendiang Taufik Safalas. Dalam periode yang sama, ia juga bekerja untuk perusahaan kontraktor yang dikelola temannya.
Cak Lontong menjalani dua pekerjaan yang berbeda secara bersamaan. Namun di sinilah batu rintangan dimulai. Pada 2007 ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan temannya karena jadwal mengisi acara televisi yang padat.
“Saya minta teman tadi untuk menggantikan saya di perusahaan kontraktor itu, lalu saya meluangkan waktu penuh untuk dunia entertain,” lanjutnya.
Kisah Inspiratif Cak Lontong: Makan Manis-Manis Demi Berhemat
Namun pada 2008-2009, pekerjaannya mulai tersendat. Rupanya tawaran tampil tak setiap saat ramai. Akibatnya, selama dua tahun ia sempat kesulitan. Ia sempat hidup menumpang di mess kontraktor milik temannya itu untuk berhemat.
Cak Lontong mengaku saat itu ia tak memberitahu kesulitan yang ia hadapi ke anak istrinya di Surabaya. Sebab ia menyadari, ini adalah risiko yang harus ia tanggung usai memutuskan untuk keluar dari pekerjaan tetapnya dulu.
Saat masa-masa sulit itu, Cak Lontong pernah tak punya uang cukup, sampai ia harus berhemat biaya makan dengan hanya mengonsumsi minuman manis kemasan satu botol dan kue-kue kecil. Asupannya itu dicukupkannya untuk mengisi tenaga seharian.
“Tak pikir-pikir ya tidak butuh banyak tenaga, orang kerjaannya tidur. Enggak ada kerjaan, enggak ada apa-apa, akhirnya ya ketiduran di mess,” kelakarnya.
Titik baliknya terjadi saat ia menyadari bahwa jalan terbaik untuk mengembangkan kariernya adalah dengan membangun persona komedi yang khas. Sebelumnya, ia pernah ikut membantu seorang rekan untuk merancang ide, namun rupanya ia malah tak diajak berpartisipasi dalam proyek tersebut.
Dengan karakter Cak Lontong, ia mendapatkan tawaran untuk tampil dalam beberapa episode sinetron dari sebuah rumah produksi. Ia memerankan karakter baru saat itu, namun karena karakternya khas, ia kembali menerima tawaran-tawaran lain.
Setelahnya, perlahan-perlahan personanya makin populer, dan materi-materi komedinya mulai dikenal dan mendapatkan segmen penikmatnya sendiri. Kabarnya, bayaran untuknya selama 30 menit adalah Rp60 juta.
Demikianlah ulasan kisah inspiratif tentang perjalanan karier Cak Lontong, insyinyur yang nekat meninggalkan pekerjaan demi mengejar impian menjadi seorang komedian. (NKK)