Kisah Pendiri Astra Internasional (ASII) William Soeryadjaja, Pernah Berjualan Sembako
Meski terlahir dari keluarga pengusaha terkenal tidak menutup kemungkinan bahwa pria kelahiran Majalengka ini harus menjalani kehidupan yang sulit.
IDXChannel - Dikenal karena keberhasilannya untuk melahirkan orang kaya di Indonesia, sosok William Soeryadjaja yang tak lain merupakan Pendiri PT Astra Internasional kerap kali membuat banyak orang kagum akan ketekunannya dalam menjalani kehidupan.
Tjia Kian Liong atau lebih dikenal dengan nama William Soeryadjaja adalah pria kelahiran tahun 1922 di Majalengka yang merupakan anak dari seorang pengusaha kaya saat itu.
Dikutip dari Sindonews Rabu (5/10/2022), meski terlahir dari keluarga pengusaha terkenal tidak menutup kemungkinan bahwa pria kelahiran Majalengka ini harus menjalani kehidupan yang sulit.
Ketika usianya menginjak 12 tahun, William harus menghadapi kenyataan yang pahit dimana ia ditinggalkan oleh kedua orangtuanya hingga membuat dirinya menjadi seorang yatim piatu.
Tidak berhenti sampai disini, hidupnya semakin sulit ketika anak ke dua dari enam bersaudara itu memutuskan untuk menghentikan pendidikannya pada umur 19 tahun dan beralih menjadi penjual kertas dan sembako di daerah Cirebon untuk menghidupi saudaranya.
Karena ketekunannya, ia berhasil melanjutkan pendidikannya di Belanda. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1949, William mendirikan bisnis perdananya yang bergerak di bidang penyamakan kulit.
Namun kenyataannya, dunia bisnis memang tidak semudah yang dibayangkan. Banyak sekali hal yang harus ia lalui mulai dari terjerat kasus penipuan hingga mengalami jatuh bangun.
Hingga pada tahun 1957, William bersama adiknya yang bernama Tjia Kian Tie dan sahabatnya yang bernama Lim Peng Hong mengambil keputusan untuk mendirikan PT Astra Internasional.
Seiring waktu berjalan, William Soeryadjaja akhirnya mencapai titik keberhasilan di dunia bisnis dan menjadikan dirinya sebagai orang nomor satu di beberapa perusahaan besar khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif.
Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama ketika usaha milik salah satu anaknya, Edward Soeryadjaya, mengalami kebangkrutan dan mengalami proses likuidasi atau tindakan pengambilan seluruh aset dan kewajiban perusahaan dikarenakan ketidak hati-hatian yang dilakukan oleh Edward.
Hal itu menyebabkan setengah dari saham PT Astra Internasional saat ini dipegang oleh sebuah perusahaan yang berlokasi di Singapura yaitu Jardine Cycle & Carriage Limited, kemudian sisanya dipegang masyarakat tak terkecuali anaknya sendiri. Hal itu juga menyebabkan nama William kini tidak lagi termasuk dalam daftar pemilik Astra.
(Penulis Savira Agustin magang)
(SAN)