Kisah Pilot Banting Setir Jualan Bubur Beromzet Ratusan Juta
Pandemi Covid-19 telah memengaruhi segala aspek dalam berbagai bisnis khususnya transportasi udara.
IDXChannel – Pandemi Covid-19 telah memengaruhi segala aspek dalam berbagai bisnis khususnya transportasi udara. Tentunya hal ini berdampak perekonomian setiap orang yang terkena dampak dari adanya pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 memang cukup berpengaruh pada kelangsungan bisnis dan dinilai akan membawa perubahan dalam bisnis kedepan terutama dalam perilaku konsumen dan konsumsi. Hal tersebut dialami oleh seorang pilot maskapai penerbangan swasta di Indonesia, Ronald Darmadi.
Akibat mewabahnya pandemi covid-19 yang membatasi pergerakan wisatawan dan berakibat pada terhentinya perjalanan udara beberapa waktu membuat Ronald banting setir berjualan bubur dengan nama ‘Bubur Boetjin’.
Bermodal resep warisan dari keluarganya, Ronald memulai berjualan bubur di pinggir jalan dan diketahui memiliki omzet mencapai Rp30 juta per bulan untuk di toko pusatnya, dan ia juga sudah memiliki banyak cabang dengan omzet sebesar Rp15 hingga Rp25 juta per bulan dengan menghabiskan kurang lebih 50 mangkok setiap hari nya.
Bubur Boetjin memiliki ciri khas yang tidak ada di bubur biasanya, Ronald memberikan potongan daging ayam dan daging sapi yang dicincang pada buburnya, juga ada cakwe, crunchy crispy ball, hingga telur rebus.
Dengan modal social media untuk sistem pemasarannya, kini Ronald memiki 60 cabang Bubur Boetjin dan memutuskan untuk membuka kemitraan dengan modal Rp5 juta saja. Ronald dan istrinya mengatakan bahwa paket kemitraan itu diberikan tanpa royalti fee dan artinya keuntungan dari berjualan bubur itu akan menjadi milik mitra.
Dikutip dari MNC Portal Indonesia, Kamis (23/12/2021), Ronald menjelaskan bahwa perhitungan Return On Investment (ROI) untuk mitra Bubur Boetjin itu adalah per porsi bumbu Rp1.100, beras premium Rp1.000, ayam Rp1.500 topping, kemasan take away Rp2.000, dan mitra harus membayar deposit Rp 1 juta untuk jaminan kebersihan makanan dan bahan baku yang nantinya akan dikembalikan setelah kemitraan berakhir. (SNP)