Kisah Sukses Eks Tukang Galon Jadi Eksportir Muda, Ekspor Briket Arang Raup Rp500 Juta
Bagas Aryo adalah anak muda yang berhasil menjadi eksportir briket arang. Sebelum menjadi eksportir, ia bekerja sebagai tukang galon dan office boy.
IDXChannel—Kisah sukses kali ini datang dari seorang pemuda asal Subang, Bagas Aryo, yang kini sukses menjadi eksportir arang briket. Siapa sangka dibalik kesuksesannya sekarang Bagas sempat menjadi tukang galon, pencuci mobil, dan bekerja menjadi office boy.
Kisah sukses perjalanan bisnisnya ini ia ceritakan melalui kanal YouTube Julio Ekspor. Sebelum Bagas terjun ke dalam eksportir, ia mengaku hanya bekerja serabutan. Setelah lulus SMA, ia sempat menganggur selama satu tahun sebelum akhirnya mendapatkan pekerjaan.
“Berhubung jauh dari orang tua, di rumah tinggal berdua sama kakak, jadi mau enggak mau dulu berpikir gimana caranya bisa survive di umur segitu. Nyari kerja susah, mau gak mau jadi kerja apa aja,” ujar Bagas.
Di usia yang terbilang masih muda, Bagas memang telah terjun ke dunia kerja. Pada 2019, ia mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai pengantar galon air mineral isi ulang. Ia mendapatkan tawaran pekerjaan tersebut oleh orang di sekitar tempat tinggalnya, ia hanya mendapatkan upah sebesar Rp20.000 per hari.
Namun pekerjaan tersebut hanya bertahan selama satu tahun. Selain bekerja sebagai pengantar galon, Bagas juga mengaku memiliki kerja sampingan yaitu pencuci mobil milik saudaranya dengan penghasilannya hanya Rp10 ribu per hari.
Selepas bekerja sebagai pencuci mobil, selanjutnya Bagas mendapatkan tawaran sebagai Office Boy (OB) di salah satu rumah sakit di Indramayu. Bagas mengaku sebelum menjadi OB ia perlu masuk ke yayasan terlebih dahulu.
Setelah bekerja selama kurang lebih 1,5 tahun sebagai OB di rumah sakit, Bagas memutuskan untuk mengundurkan diri. Bagas mengaku belajar eksportir karena terinspirasi dari postingan Julio Ekspor, eksportir muda yang kerap membuat konten-konten ekspor.
Ketertarikannya terhadap ekspor bermula dari konten-konten di media sosial. Saat itulah, dirinya bertekad untuk mempelajari mengenai eksportir. Setelah belajar mengenai ekspor selama empat bulan ia dengan optimis langsung terjun kelapangan.
Pertama kali yang dilakukan oleh Bagas untuk menjadi eksportir yaitu mencari supplier di daerahnya. Karena daerahnya adalah tempat penghasil nanas dan mangga, maka ia mencoba dengan komoditas tersebut. Namun rupanya sulit mengekspor nanas dan mangga karena tidak ada mentor yang dapat membimbingnya.
Pada akhirnya, pilihan Bagas jatuh pada komoditi briket arang. Bagas mengaku mendapatkan buyer asal Jerman dan sudah mengirim satu kontainer briket yang nilainya kurang lebih setengah miliar. Bagas tak menyangka perjalanan karirnya sampai ada dititik sekarang.
Dengan kegigihan dan semangatnya, kini Bagas sukses dengan jalan karirnya sebagai eksportir arang briket. Ia mendapatkan banyak pelajaran tentang ekspor selama menggeluti peluang ekspor. Mulai dari mencari buyer, hingga cara berkomunikasi dengan buyer.
"Sekarang mimpi saya adalah menyerap banyak SDM di Jawa Barat, khususnya Subang. Begitu kenal Bisa Ekspor, saya belajar banyak, dan potensi pertanian Indonesia untuk diekspor itu besar sekali," kata Bagas.
Harapannya, anak-anak petani dapat tertarik untuk meneruskan pekerjaan orangtuanya untuk menjadi petani dan mengirim hasil panennya untuk diekspor. Itulah kisah sukses Bagas, anak muda eks tukang galon yang sukses menjadi eksportir. (NKK)
Penulis: Noviyanti Rahmadani