Kisah Sukses Larry Janesky: Tukang Bangunan, Tidak Kuliah. Raup Rp9 Triliun Setahun
Larry Janesky adalah CEO perusahaan kontraktor rubanah terbesar di Amerika Serikat. Ia memulai bisnisnya sejak belasan tahun dengan menjadi tukang bangunan.
IDXChannel—Larry Janesky, pebisnis Amerika Serikat, dijuluki sebagai ‘blue collar billionaire’, berkat bisnis reparasi basement-nya yang mampu menghasilkan USD600 juta lebih per tahun.
Jika dirupiahkan, nilai ini setara dengan Rp9,30 triliun per tahun. Pemasukan itu belum termasuk dari penjualan produk-produk rumahan yang diciptakan dan diproduksi oleh perusahaannya sendiri.
Julukan ‘blue collar billionaire’ atau buruh miliuner (blue collar/kerah biru= buruh) datang dari jenis pekerjaannya dan perjalanan karier Larry yang dimulai sebagai tukang bangunan, yang notabene adalah pekerjaan kasar.
Larry kini memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang reparasi dan pembuatan basement atau rubanah, Contractot Nation & Basement System Inc, terbesar di AS. Menyasar konsumen penduduk AS, yang memang lazim membangun rubanah di rumahnya.
Bisnis reparasi rubanahnya bisa menghasilkan lebih dari USD600 juta lebih selama setahun, dan Janesky mampu membayar pekerja-pekerja yang bertanggungjawab pada reparasi dan pembangunan rubanah, dengan gaji USD100.000 setahun.
Nilai ini setara Rp1,55 miliar. Nominal gaji ini pun tergolong tinggi di Amerika Serika, nyaris menyamai gaji tahunan pekerja kerah putih. Sebagai perbandingan, Glassdoor mencatat rata-rata gaji staff marketing di AS adalah USD78.000/tahun.
Sementara rerata gaji akuntan di negara tersebut mencapai USD62.000 lebih setahun. Gaji tahunan USD100.000 di AS, biasanya didapat oleh profesional yang bekerja di bidang-bidang khusus seperti industri perminyakan, atau oleh staff dengan jabatan tinggi.
Kisah sukses perjalanan bisnisnya ini ditayangkan di kanal YouTube Noah Kagan. Bagaimana Larry Janesky memulai bisnisnya dari menjadi tukang bangunan hingga menjadi CEO perusahaan kontraktor rubanah terbesar di AS?
Kisah Sukses Bos Kontraktor Jadi Buruh Miliuner
Janesky memulai bisnisnya sejak remaja. Pada usia 18 tahun, ia ditawari oleh warga di sekitar rumahnya untuk membangun rumah. Janesky tak segan-segan menerima tawaran itu, meskipun awalnya ia sangsi.
“Saya cuma 18 tahun, lho. Anda yakin? Kalau ini jadi masalah buat Anda, tolong kabari segera. Akhirnya selama liburan musim panas, enam minggu saya dan adik juga seorang teman, membangun rumah itu,” katanya.
Setelah menerima pesanan pembangunan rumah itu, Janesky mulai menerima tawaran dari tetangga lain. Berkat promosi dari mulut ke mulut, makin banyak orang meminta dibuatkan rumah oleh Janesky.
Ia merupakan lulusan Bullard-Havens Technical High School, sekolah khusus teknik. Ia tidak melanjutkan studinya ke jenjang universitas, namun Janesky memiliki pengetahuan konstruksi yang mumpuni, apalagi ia juga mahir sebagai tukang kayu.
Janesky memulai bisnis di saat yang tepat menggunakan perbekalan ilmu yang tepat, dan meskipun kini zaman telah berubah, serba modern dan otomatisasi di mana-mana, bidang pekerjaannya tidak bakal tergantikan.
“Bagusnya bekerja dengan tangan Anda (secara harafiah), adalah Anda tidak akan diganti oleh mesin atau AI. Robot kan tidak mungkin menjamah basement untuk memasang partisi yang rumit, memang harus dikerjakan oleh tukang yang ahli,” katanya.
Janesky akhirnya mendirikan perusahaannya pada 1987. Perusahaannya itu menyediakan jasa pemasangan waterproof untuk perumahan. Ia juga menciptakan beberapa produk waterproof untuk rumah dan mematenkan hingga 31 produk.
Janesky berkecimpung di bisnis kontraktor perumahan ini selama 40 tahun. Ia memulai dari bisnis kecil, mencoba layanan baru hingga mengembangkannya menjadi unit bisnis tersendiri.
“Saya tidak mulai besar-besaran, semua lini bisnis dimulai ya kecil-kecilan, lalu dikembangkankan sampai besar. Ada kendala, gagal, dan sebagainya, ya dilanjutkan. Tidak langsung seketika berhenti,” tuturnya.
Janesky tidak hanya membayar karyawannya dengan layak, ia juga menciptakan lingkungan kantor yang nyaman dan menyenangkan bagi karyawan-karyawannya. Ruangan bersama di perusahaannya, bahkan jauh lebih atraktif dibanding ruangan kantor startup.
Kini perusahaan Janesky menjual beragam produk rumah yang sudah dipatenkan. Produk-produk itu merupakan hasil ciptaannya dan anaknya. Salah satu yang terkenal adalah alat dan sistem penyerap kelembaban rubanah.
Rubanah adalah bagian penting di model rumah AS. Hampir rata-rata rumah di negara tersebut memiliki rubanah. Sehingga, perawatan rubanah dan seluk-beluknya menjadi segmen bisnis konstruksi tersendiri di sana.
Pekerjaan rubanah di Amerika Serikatjuga merupakan pekerjaan konstruksi yang cukup rumit. Tukang harus merangkak di sela-sela sempit dengan ketinggian atap setinggi betis. Oleh karena itu, Janesky rela menggaji tukang-tukangnya dengan nilai tinggi.
Selain itu, perusahannya juga memiliki rasio turnover yang rendah. Rata-rata karyawannya sangat loyal, dengan masa kerja hingga puluhan tahun. Artinya, karyawan-karyawan tersebut sudah sangat lama bekerja untuk Janesky.
“Mereka layak dibayar mahal. Karena pekerjaan itu sulit dan tidak semua orang mau melakukannya, dan mereka bekerja setiap hari,” lanjutnya.
Meskipun ia dikenal sebagai miliuer yang sukses. Rupanya Janesky bukanlah tipikal pebisnis yang ‘menikahi’ pekerjaannya. Buktinya, sudah 30 tahun ia tidak pernah bekerja pada akhir pekan.
Itulah kisah sukses tukang bangunan di AS yang berhasil memanfaatkan peluang bisnis basement, hingga mampu mendirikan perusahaan kontraktor basement terbesar di Amerika Serikat. (NKK)