INSPIRATOR

Mengharukan, Ibu Pemijat di Pantai Kuta Ini Berhasil Kuliahkan Empat Anaknya

Chusna/Kontributor 21/10/2021 08:33 WIB

Selama 47 tahun, pasang surut penghasilan menjadi tukang pijat di pantai tentu sudah dirasakan. Mulai dekade 80-90 an yang menjadi masa emas pariwisata Bali.

Mengharukan, Ibu Pemijat di Pantai Kuta Ini Berhasil Kuliahkan Empat Anaknya (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Sinar matahari sangat menyenga Pantai Kuta, Bali, kala itu. Sambil berteduh di bawah pohon rindang, Ni Ketut Sulasti (70), terlihat bercengkrama dengan rekannya sesama pemijat. 

Obrolan mereka sesekali terhenti ketika melihat pengunjung pantai melintas. "Pijat pjiat, Rp 50 ribu saja," ujar Sulasti menawarkan jasanya. 

Hingga tengah hari, belum satu pun pengunjung menghampirinya. "Sebelum ada korona, siang begini biasanya sudah dapat dua sampai tiga pelanggan," imbuh wanita Bali ini. 

Di pantai Kuta, Sulasti sudah puluhan tahun menjadi pemijat, tepatnya sejak tahun 1974. Di usia 23 tahun, dia sudah menjual jasa pijat hingga kini usianya genap 70 tahun. 

Selama 47 tahun, pasang surut penghasilan menjadi tukang pijat di pantai tentu sudah dirasakan. Mulai dekade 80-90 an yang menjadi masa emas pariwisata Bali. 

Tragedi bom tahun 2002 membuat Sulasti sempat terpuruk. Hampir setahun, pariwsata Bali lumpuh. Tidak ada wisawatan yang datang ke pantai. 

Pasca bom Bali pertama dan kedua, Bali kembali berjaya dengan ribuan turis yang datang setiap harinya. Dalam sehari, dia bisa memijat hingga tujuh orang dan membawa pulang uang Rp500 ribu. 

Sulasti pun bangga bisa menyekolahkan keempat anaknya sampai lulus kuliah. "Anak yang terakhir belum lama lulus kuliah di Yogya, sekarang masih cari kerja," ungkapnya. 

Sejak pandemi Maret 2020 lalu, Sulasti kembali terpuruk selama 1,5 tahun lebih. Meski saat ini pantai sudah kembali dibuka, pengunjung belum seramai sedia kala. "Sehari dapat satu orang saja sudah bersyukur. Yang penting ada uang yang dibawa pulang," tuturnya. 

(SANDY)

SHARE