2025 Waktunya Investasi Properti di Wilayah Ini, Berikut Pertimbangannya
Perusahaan jasa real estate mengungkapkan bahwa 2025 waktu yang tepat untuk investasi properti. Di mana saja dan apa alasannya?
IDXChannel - Indonesia diproyeksikan mencapai pertumbuhan ekonomi sekitar 5,1 persen pada 2025. Hal ini didorong oleh konsumsi domestik yang kuat dan diversifikasi ekspor yang strategis.
Riset Cushman & Wakefield Indonesia dalam proyeksi pasar properti Asia Tenggara 2025 melaporkan, dengan lebih dari 70 persen penduduk berusia di bawah 40 tahun, dan investasi yang meningkat di bidang teknologi dan infrastruktur, Indonesia siap untuk membuat kemajuan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi.
Stabilitas makroekonomi merupakan landasan pertumbuhan ekonomi Indonesia, di mana tingkat inflasi terkendali sekitar 3 persen dan defisit fiskal dikurangi menjadi 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Secara keseluruhan, kondisi ekonomi nampak kondusif untuk meningkatkan permintaan properti pada 2025, meskipun kinerja masing-masing segmen pasar masih akan dipengaruhi oleh tren unik mereka (misalnya sistem kerja hybrid) pada 2025," tulis laporan Indonesia Market Snapshot, Senin (28/4/2025).
Untuk sektor perkantoran pada 2025, disebutkan tingkat kekosongan diperkirakan membaik, seiring dengan tidak adanya pasokan kantor baru pada 2025.
Pertumbuhan sewa diperkirakan meningkat setelah periode stabilitas politik yang diharapkan, dengan latar belakang permintaan kantor yang pulih dan proyeksi ekonomi yang positif.
Sementara untuk sektor ritel, menurut laporan tersebut, dengan proyek ritel besar yang mencakup 92.600 meter persegi yang diperkirakan selesai pada akhir 2025, tingkat hunian secara keseluruhan mungkin sedikit menurun akibat peningkatan pasokan.
"Tarif sewa dan service charge diperkirakan tetap stabil, dengan kenaikan moderat sebesar 0,4 persen pada service charge
yang diperkirakan pada 2025," ujarnya.
Kemudian untuk sektor atau pasar gudang atau logistik, pada 2025, tingkat kekosongan gudang diperkirakan tetap relatif tidak berubah dari tahun sebelumnya karena pasokan baru yang
tinggi dan persaingan pasar. Pasokan gudang baru diperkirakan meningkat sebesar 380 ribu m2 pada tahun ini.
Sedangkan di sektor residensial atau perumahan, laporan Cushman & Wakefield menyebut, pasokan perumahan tapak pada
2025 diperkirakan tetap stabil, didukung oleh keputusan pemerintah untuk tidak menerapkan kenaikan PPN yang direncanakan sebesar 12 persen dan melanjutkan subsidi PPN 100 persen untuk rumah dengan harga di bawah Rp5 miliar pada paruh pertama ini.
"Pengembang akan fokus pada pengembangan segmen menengah dan menengah bawah yang didorong oleh peningkatan daya beli dan permintaan rumah pertama, serta berbagai program untuk rumah tangga berpenghasilan rendah," menurut catatan tersebut.
Perusahaan layanan real estat itu memaparkan peluang investasi dan rekomendasinya.
"Pertama, menjelang selesainya MRT Jakarta fase 2A pada 2027, maka pada 2025 bisa menjadi waktu yang tepat bagi pengembang dan pemilik properti untuk mulai merencanakan pengembangan properti komersial dan residensial di sepanjang koridor Thamrin-Kota, seperti retail pendukung, kondominium, dan kantor kecil," katanya.
Selanjutnya, pada Januari 2025, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,75 persen, yang diperkirakan mempengaruhi tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR)yang ditawarkan oleh bank.
"Langkah ini merupakan salah satu faktor yang mendorong optimisme pengembang dalam menyediakan pasokan perumahan baru, karena KPR tetap menjadi metode pembayaran yang paling disukai, terutama untuk rumah tapak," ujarnya.
Rekomendasi ketiga, pada 2025, sektor industri dan logistik di Indonesia diproyeksikan tumbuh melalui kebijakan pemerintah
baru yang berfokus pada lima sektor prioritas, yaitu sumber daya alam terkemuka (pertanian, pertambangan, dan kelautan), industri dasar, layanan, tenaga kerja terampil, dan industri berbasis teknologi.
Keempat, pengembangan mal baru di Jakarta akan terbatas, dengan fokus pengembangan lebih pada renovasi dan reposisi untuk mengikuti perubahan perilaku konsumen dan tren pasar yang berkembang.
"Sementara itu, ekspansi retail diperkirakan mempercepat di Jabodetabek, didorong oleh peningkatan permintaan dan berkembangnya basis konsumen yang menawarkan peluang investasi yang menjanjikan," katanya.
Proyek lainnya, yakni IKN Nusantara fase 2 pada 2029 dan fase penuh pada 2040 dapat meningkatkan permintaan untuk fasilitas residensial dan komersial untuk mendukung IKN, termasuk kota-kota tetangga, seperti Balikpapan dan Samarinda.
(Fiki Ariyanti)